China telah menangguhkan sebuah dialog ekonomi bilateral dengan Australia, mengisyaratkan titik rendah baru dalam hubungan antara dua bertetangga di kawasan ini.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China mengumumkan keputusan untuk “tanpa batas” menangguhkan Dialog Ekonomi Strategis China-Australia dalam suatu pernyataan hari Kamis (6/5), dengan menyebut alasan langkah-langkah Canberra untuk “mengacaukan dialog normal” karena “pola pikir Perang Dingin dan diskriminasi ideologis.”
Kedua negara membentuk forum itu pada tahun 2014 untuk membahas sengketa perdagangan dan isu-isu ekonomi lainnya. Para pengamat menyatakan penangguhan itu lebih bersifat simbolis, karena kedua pihak belum pernah mengadakan pembicaraan resmi sejak 2017.
Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan menyebut keputusan Beijing “mengecewakan” dan mengatakan Canberra masih terbuka untuk mengadakan dialog dan “dialog pada tingkat menteri.”
Ketegangan antara kedua negara dimulai sewaktu Australia melarang perusahaan raksasa telekomunikasi China, Huawei, dari jaringan 5G Australia pada tahun 2018. Hubungan semakin buruk karena desakan Australia bagi penyelidikan independen mengenai asal usul pandemi virus corona, yang pertama kali dideteksi pada akhir 2019 di Wuhan, kota di China Tengah.
Beijing bereaksi dengan memberlakukan tarif tinggi terhadap impor jelai Australia dan membekukan impor daging sapi Australia, serta menganjurkan warganya dan para mahasiswa agar mempertimbangkan kembali Australia sebagai tujuan perjalanan dan pendidikan, seraya menyebut alasan diskriminasi rasial.
Australia bulan lalu membatalkan dua kesepakatan yang ditandatangani negara bagian Victoria dengan China di bawah prakarsa multinasional China yang bernilai miliaran dolar, Sabuk dan Jalan, yang mendorong munculnya peringatan mengenai pembalasan dari Beijing. [uh/ab]