Pemerintahan Obama telah menyatakan bahwa Amerika menentang perubahan sepihak apapun yang bertujuan merongrong kekuasaan pemerintah Jepang terhadap kepulauan itu.
Sementara, pemerintah China mengatakan, para aktivis Jepang di dekat kepulauan yang disengketakan memperburuk ketegangan hubungan antara China dan Jepang.
Dutabesar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai mengatakan, “Jepanglah yang mengacau dan memperburuk ketegangan dalam masalah kepulauan itu. Juga Jepang yang melakukan tindakan langsung dan mengancam. Ini fakta dan bukti yang sangat jelas menunjukkan siapa yang benar dan mana yang salah.”
Kepulauan yang kemungkinan besar kaya mineral itu, yang di China dikenal dengan nama “Diaoyu” dan oleh Jepang disebut sebagai “Senkaku”, berada di bawah Pemerintah Jepang, suatu status quo yang didukung Amerika.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel menyatakan bahwa perubahan apapun yang meningkatkan ketegangan dapat mengancam stabilitas regional.
Hagel mengatakan, “Oleh karena itu, Amerika Serikat menentang tindakan atau paksaan sepihak apapun yang bertujuan merongrong kekuasaan pemerintahan Jepang terhadap kepulauan itu.”
Beijing melihat pernyataan Menhan AS itu sebagai petunjuk bahwa Amerika memihak Jepang, kata analis Cato Institute, Justin Logan.
“Saya rasa pendirian Amerika, membingungkan dan tidak membantu. Kita katakan, bahwa kita tidak memihak apakah kepulauan itu milik Jepang atau tidak, tetapi kita juga berpendirian kepulauan itu tercakup dalam satu perjanjian dengan Jepang,” ujar Logan.
Perjanjian pertahanan Amerika – Jepang menyebut tiap serangan terhadap wilayah yang diperintah Jepang.
Dutabesar China Cui Tiankai mengatakan Jepang dan negara-negara sekutunya mengambil resiko “kerusakan jangka panjang” atas kepulauan tersebut.
“Beberapa tokoh politik Jepang menganggap tindakan ini seperti mengangkat batu, dan hanya untuk dijatuhkan ke kaki mereka sendiri. Kami harap pihak-pihak lain tidak akan mengangkat batu untuk Jepang, dan kami bahkan sangat berharap batu-batu itu tidak akan jatuh ke kaki sendiri,” ” kata Dubes Tiankai.
Amerika Serikat menghendaki hubungan yang lebih baik dengan China, tetapi Ketua Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika, Jenderal Martin Dempsey mengatakan, dia telah mengatakan kepada para pejabat China, itu bukan berarti memperlemah hubungan dengan Jepang.
”Apakah kita akan mengubah hubungan dengan Jepang untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan China? Jawabnya, “Tidak,” ujar Dempsey.
Pemerintah China juga menyatakan bahwa mereka tidak senang dengan rencana latihan militer bersama Jepang dan Amerika bulan Juni mendatang, yang akan mencakup strategi militer untuk merebut kembali sebuah pulau terpencil.
Namun, para pejabat Amerika menegaskan bahwa rencana latihan militer bersama AS-Jepang itu tidak ditujukan kepada negara tertentu.
Sementara, pemerintah China mengatakan, para aktivis Jepang di dekat kepulauan yang disengketakan memperburuk ketegangan hubungan antara China dan Jepang.
Dutabesar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai mengatakan, “Jepanglah yang mengacau dan memperburuk ketegangan dalam masalah kepulauan itu. Juga Jepang yang melakukan tindakan langsung dan mengancam. Ini fakta dan bukti yang sangat jelas menunjukkan siapa yang benar dan mana yang salah.”
Kepulauan yang kemungkinan besar kaya mineral itu, yang di China dikenal dengan nama “Diaoyu” dan oleh Jepang disebut sebagai “Senkaku”, berada di bawah Pemerintah Jepang, suatu status quo yang didukung Amerika.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel menyatakan bahwa perubahan apapun yang meningkatkan ketegangan dapat mengancam stabilitas regional.
Hagel mengatakan, “Oleh karena itu, Amerika Serikat menentang tindakan atau paksaan sepihak apapun yang bertujuan merongrong kekuasaan pemerintahan Jepang terhadap kepulauan itu.”
Beijing melihat pernyataan Menhan AS itu sebagai petunjuk bahwa Amerika memihak Jepang, kata analis Cato Institute, Justin Logan.
“Saya rasa pendirian Amerika, membingungkan dan tidak membantu. Kita katakan, bahwa kita tidak memihak apakah kepulauan itu milik Jepang atau tidak, tetapi kita juga berpendirian kepulauan itu tercakup dalam satu perjanjian dengan Jepang,” ujar Logan.
Perjanjian pertahanan Amerika – Jepang menyebut tiap serangan terhadap wilayah yang diperintah Jepang.
Dutabesar China Cui Tiankai mengatakan Jepang dan negara-negara sekutunya mengambil resiko “kerusakan jangka panjang” atas kepulauan tersebut.
“Beberapa tokoh politik Jepang menganggap tindakan ini seperti mengangkat batu, dan hanya untuk dijatuhkan ke kaki mereka sendiri. Kami harap pihak-pihak lain tidak akan mengangkat batu untuk Jepang, dan kami bahkan sangat berharap batu-batu itu tidak akan jatuh ke kaki sendiri,” ” kata Dubes Tiankai.
Amerika Serikat menghendaki hubungan yang lebih baik dengan China, tetapi Ketua Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika, Jenderal Martin Dempsey mengatakan, dia telah mengatakan kepada para pejabat China, itu bukan berarti memperlemah hubungan dengan Jepang.
”Apakah kita akan mengubah hubungan dengan Jepang untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan China? Jawabnya, “Tidak,” ujar Dempsey.
Pemerintah China juga menyatakan bahwa mereka tidak senang dengan rencana latihan militer bersama Jepang dan Amerika bulan Juni mendatang, yang akan mencakup strategi militer untuk merebut kembali sebuah pulau terpencil.
Namun, para pejabat Amerika menegaskan bahwa rencana latihan militer bersama AS-Jepang itu tidak ditujukan kepada negara tertentu.