Kandidat presiden partai Demokrat, Senator Vermont Bernie Sanders, dan mantan Menlu Hillary Clinton terlibat dalam perdebatan sengit Kamis (14/4) malam di Brooklyn, New York, menjelang pemilihan pendahuluan New York hari Selasa (19/4) minggu depan.
Keduanya terlibat dalam perang kata-kata tajam di mana mereka saling mempertanyakan kemampuan analisa masing-masing. Sanders yang dalam minggu-minggu terakhir ini mengatakan, dia tidak yakin Clinton memenuhi persyaratan sebagai presiden, Kamis mengatakan, dia mengakui kualifikasi diri Clinton, tetapi mempertanyakan kajiannya.
Sanders merujuk pada dukungan Clinton terhadap perang di Irak serta menerima pendanaan kampanye dari bank-bank dan bisnis di Wall Street.
Sebaliknya, Clinton menuduh kampanye Sanders menghembuskan kebohongan tentang dirinya. Clinton mengatakan rakyat New York dua kali memilihnya sebagai senator dan Presiden Barak Obama mengangkat dirinya sebagai Menlu. Dia memiliki kemampuan kajian itu, katanya, tetapi menekankan, Sanders itu lemah dalam isu kebijakan luar negeri.
Kedua-duanya punya ikatan dengan New York. Sanders lahir di Brooklyn 74 tahun yang lalu dan masih punya aksen bicara dari daerah ini. Clinton jadi Senator New York dari 2001 sampai 2009.
Survei pra-pemilihan memperlihatkan Clinton, memimpin dengan 10 persen atau lebih di New York atas Sanders; tetapi politikus yang menyebut dirinya seorang sosialis democrat memenangkan tujuh dari delapan kontes negara bagian terakhir, serta berharap bisa membuat kejutan pada Selasa.
Clinton berjuang untuk jadi presiden perempuan pertama Amerika, kini memimpin jauh atas Sanders dalam perolehan delegasi. Konvensi nasional partai Demokrat akan diselenggarakan Juli, dan akan secara resmi memilih kandidat partai untuk pemilihan umum pada November guna menggantikan Presiden Barak Obama yang habis masa jabatannya.
Sementara itu, di pihak partai Republik, Trump yang tinggal di New York, jauh meninggalkan senator Texas Ted Cruz dan Gubernur Ohio John Kasich.
Meskipun Trump memimpin dalam perolehan delegasi atas Cruz, namun Cruz dan Kasich berharap bisa memblokir kemenangan Trump dalam pemungutan suara dari delegasi putaran pertama di konvensi partai mendatang. Beberapa analis menduga, banyak delegasi Trump akan meninggalkan dirinya pada putaran pemungutan suara kedua, serta mendukung Cruz, sehingga senator Texas ini bisa memenangkan nominasi. [jm]