Pemilihan presiden AS pada dasarnya adalah kontes nasional tapi hasilnya tidak ditentukan oleh jumlah suara pemilih yang masuk. Siapa presiden Amerika berikutnya akan diputuskan oleh Electoral College atau Dewan Pemilih yang anggota-anggotanya diambil dari perwakilan ke-50 negara bagian.
Calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mantan Menteri Luar Negeri AS, dan dari Partai Republik, Donald Trump, milyarder real estate, akan berusaha mendapat sedikitnya 270 dari 538 suara Dewan Pemilh, untuk menjadi presiden selama empat tahun .
Jajak pendapat paling baru yang dikeluarkan hari Kamis (4/8) menunjukkan, Clinton melonjak melebihi Trump di empat negara bagian utama. Perkiraan lain menunjukkan, Hillary unggul besar dari bekas pembawa acara realita TV itu dalam proyeksi electoral college, tetapi sering belum mencapai angka mayoritas 270. .
Salah satu pengamat politik, Amy Walter mengatakan pekan ini, "Clinton lebih punya kemungkinan untuk mendapat 270 suara daripada Trump. Clinton jelas calon favorit. Tetapi, persaingan ini belum berakhir."
Jajak pendapat terakhir menunjukkan, Clinton unggul 9 persen di negara barat tengah Michigan, 15 persen di negara bagian New Hampshire, dan memimpin 11 persen di negara bagian Pennsylvania, dan 6 persen di negara bagian Florida.
Semua adalah negara bagian itu adalah di mana Trump telah berkampanye untuk membalikkan trend yang cenderung menyukai Partai Demokrat dalam pemilu November nanti untuk menggantikan Presiden Barack Obama.
Jajak pendapat nasional juga menunjukkan, Clinton, yang ingin menjadi presiden perempuan pertama AS, melonjak lebih besar, tetapi tidak terlalu banyak melebihi Trump. Dalam rata-rata jajak pendapat, Clinton melebihi Trump sekitar enam poin, meskipun jajak pendapat terbaru oleh Fox News mencatat, Hillary Clinton memimpin dengan angka 49 dibanding Trump 39 beberapa hari setelah dia dan sekelompok tokoh demokrat mengecam Trump dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat. [ps/ii]
