Satu minggu setelah kecelakaan pesawat Air Asia 8501 yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat, keluarga korban hari Minggu (4/1) mengadakan misa arwah di gereja Mawar Sharon, Surabaya. Pastur Philip Mantofa yang memimpin kongregasi berupaya menghibur dan menguatkan keluarga korban.
Belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat Airbus A320 yang sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura hari Minggu (28/12). Pengawas penerbangan kehilangan kontak dengan pesawat itu 42 menit setelah lepas landas.
Upaya evakuasi dilakukan sejak hari Selasa (30/12) setelah ditemukan puing-puing pesawat dan beberapa mayat di Laut Jawa. Operasi SAR besar-besaran itu melibatkan 20 pesawat terbang dan 27 kapal dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura dan Amerika. Hingga hari Minggu (4/1) sudah 34 mayat yang ditemukan dan diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi serta diserahkan kepada keluarga.
Peralatan sonar sebenarnya telah mengidentifikasi lima obyek berukuran besar di dasar laut, tetapi belum bisa dipastikan bahwa kelimanya merupakan bagian dari pesawat yang naas itu. Kelima obyek berukuran antara 5,4 β 18 meter itu diyakini sebagai badan pesawat, dan para pejabat mengatakan kemungkinan besar lebih banyak mayat penumpang dan awak di dalamnya bisa ditemukan.
Para penyelam berupaya mencapai lokasi itu hari Minggu, tetapi menurut Kepala BASARNAS Henry Bambang Soelistyo, cuaca buruk menimbulkan gejolak di dalam laut sehingga membuat jarak pandang para penyelam sangat terbatas dan menyulitkan mereka bergerak.
Sabtu malam sejumlah penumpang pesawat Air Asia tujuan Surabaya β Bandung panik ketika kekuatan mesin tambahan di dalam pesawat tidak berfungsi. Lampu dan peralatan listrik lain di dalam kabin mati ketika pesawat masih berada di landasan pacu.
Pilot memutuskan kembali ke gerbang utama. Enam puluh satu dari 161 penumpang yang sedianya terbang menolak terbang kembali dan mendapat pengembalian uang tiket secara penuh. Pemimpin Air Asia Group Kamarudin Meranun menyatakan tidak ada masalah mesin tetapi sejumlah penumpang tetap ketakutan. βHal itu bisa dipahami karena kecelakaan Air Asia masih segar dalam ingatan,β ujarnya.