MUMBAI —
Salah satu daerah kumuh terbesar di dunia adalah juga merupakan pusat produksi industri. Perusahaan tur wisata menyoroti kehidupan di Dharavi, kota mini dalam pusat keuangan India, Mumbai.
Dengan jumlah penduduk satu juta orang di daerah seluas kurang dari 3 kilometer persegi, Dharavi adalah salah satu daerah kumuh dengan populasi terpadat di dunia.
Niyamath Khan, 70, warga yang telah tinggal di daerah itu sepanjang hidupnya, mengenang perubahan di Dharavi yang dulunya merupakan desa nelayan kecil.
"Limapuluh tahun yang lalu, ini adalah lahan kosong. Sekarang banyak sekali orang di sini," ujar Khan.
Sebuah organisasi memberi orang luar kilasan kehidupan di dalam daerah Mumbai yang padat ini melalui tur jalan kaki, yang bertujuan mengubah stereotip negatif dari kehidupan di daerah kumuh.
CEO Reality Tours and Travel Stephanie Hays mengatakan bahwa para pengunjung terkejut dengan apa yang mereka lihat.
"Orang-orang tidak paham bahwa ada rumah sakit, ada sekolah, dan ada bisnis-bisnis. Ada industri, ada segalanya di sini, dan orang-orang terkejut melihatnya," ujarnya. "Mereka terkejut melihat jalan-jalan besar. Saya kira untuk saya, industrilah yang membedakan Dharavi."
Berlokasi di jantung kota Mumbai, Dharavi betul-betul merupakan kota di tengah kota, pusat industri yang menghasilkan lebih dari US$650 juta per tahun.
Daerah kumuh itu mencakup 10.000 pabrik berukuran satu kamar yang memiliki spesialisasi, mulai dari produk kulit buatan tangan sampai plastik hasil daur ulang.
Malik Abdullah mewarisi usaha ayahnya yang mengubah sampah plastik menjadi butiran polikarbonat.
"Apa pun barang yang dibuat di India, bahan bakunya disiapkan di sini dan dikirim keluar," jelasnya. "Bahan baku ini dikirim ke industri besar, yang memproduksi barang-barang yang dijual di dalam dan di luar India."
Semangat wirausaha Abdullah merupakan usaha khas yang disoroti oleh Reality Tours.
Perusahaan ini mengatakan ingin mencoba menunjukkan kehidupan di Dharavi tanpa mengganggu, menghalangi atau bersifat eksploitatif.
Kelompok ini juga memberikan 80 persen keuntungannya kepada daerah kumuh, uang yang dikatakan membantu memberdayakan anak-anak dan mengajarkan warga Bahasa Inggris dan keterampilan komputer.
Tahun lalu, 10.000 orang, sebagian besar warga asing, mengambil tur tersebut, tapi bahkan warga Mumbai seperti Kiran Jadhav juga turut berpartisipasi.
"Tadinya saya pikir Dharavi adalah sebuah tempat, hanyalah tempat warga yang sangat miskin atau di bawah garis kemiskinan tinggal. Saya tidak pernah menyangka ini adalah sebuah tempat dengan begitu banyak industri dan pekerjaan," ujar Jadhav.
"Dan tempat ini berkontribusi pada banyak pekerjaan industri untuk Bombay dan untuk India. Saya sangat kagum karenanya."
Dharavi akan dikembangkan kembali menjadi lokasi urban yang lebih modern, dengan perumahan dan daerah ritel yang pantas. Meski penampilan daerah kumuh tersebut akan berubah, banyak yang berharap semangat kewirausahaan akan tetap ada. (VOA/Aru Pande)
Dengan jumlah penduduk satu juta orang di daerah seluas kurang dari 3 kilometer persegi, Dharavi adalah salah satu daerah kumuh dengan populasi terpadat di dunia.
Niyamath Khan, 70, warga yang telah tinggal di daerah itu sepanjang hidupnya, mengenang perubahan di Dharavi yang dulunya merupakan desa nelayan kecil.
"Limapuluh tahun yang lalu, ini adalah lahan kosong. Sekarang banyak sekali orang di sini," ujar Khan.
Sebuah organisasi memberi orang luar kilasan kehidupan di dalam daerah Mumbai yang padat ini melalui tur jalan kaki, yang bertujuan mengubah stereotip negatif dari kehidupan di daerah kumuh.
CEO Reality Tours and Travel Stephanie Hays mengatakan bahwa para pengunjung terkejut dengan apa yang mereka lihat.
"Orang-orang tidak paham bahwa ada rumah sakit, ada sekolah, dan ada bisnis-bisnis. Ada industri, ada segalanya di sini, dan orang-orang terkejut melihatnya," ujarnya. "Mereka terkejut melihat jalan-jalan besar. Saya kira untuk saya, industrilah yang membedakan Dharavi."
Berlokasi di jantung kota Mumbai, Dharavi betul-betul merupakan kota di tengah kota, pusat industri yang menghasilkan lebih dari US$650 juta per tahun.
Daerah kumuh itu mencakup 10.000 pabrik berukuran satu kamar yang memiliki spesialisasi, mulai dari produk kulit buatan tangan sampai plastik hasil daur ulang.
Malik Abdullah mewarisi usaha ayahnya yang mengubah sampah plastik menjadi butiran polikarbonat.
"Apa pun barang yang dibuat di India, bahan bakunya disiapkan di sini dan dikirim keluar," jelasnya. "Bahan baku ini dikirim ke industri besar, yang memproduksi barang-barang yang dijual di dalam dan di luar India."
Semangat wirausaha Abdullah merupakan usaha khas yang disoroti oleh Reality Tours.
Perusahaan ini mengatakan ingin mencoba menunjukkan kehidupan di Dharavi tanpa mengganggu, menghalangi atau bersifat eksploitatif.
Kelompok ini juga memberikan 80 persen keuntungannya kepada daerah kumuh, uang yang dikatakan membantu memberdayakan anak-anak dan mengajarkan warga Bahasa Inggris dan keterampilan komputer.
Tahun lalu, 10.000 orang, sebagian besar warga asing, mengambil tur tersebut, tapi bahkan warga Mumbai seperti Kiran Jadhav juga turut berpartisipasi.
"Tadinya saya pikir Dharavi adalah sebuah tempat, hanyalah tempat warga yang sangat miskin atau di bawah garis kemiskinan tinggal. Saya tidak pernah menyangka ini adalah sebuah tempat dengan begitu banyak industri dan pekerjaan," ujar Jadhav.
"Dan tempat ini berkontribusi pada banyak pekerjaan industri untuk Bombay dan untuk India. Saya sangat kagum karenanya."
Dharavi akan dikembangkan kembali menjadi lokasi urban yang lebih modern, dengan perumahan dan daerah ritel yang pantas. Meski penampilan daerah kumuh tersebut akan berubah, banyak yang berharap semangat kewirausahaan akan tetap ada. (VOA/Aru Pande)