Guadalcanal adalah pulau terbesar di Kepulauan Solomon – tempat pasukan sekutu memenangkan pertempuran melawan Jepang di Pasifik dalam Perang Dunia II.
Tempat ini kembali menjadi latar belakang perebutan pengaruh penting di Pasifik Selatan, kali ini antara partai politik yang menginginkan hubungan lebih dekat dengan China dan mereka yang ingin terlibat dengan negara-negara demokrasi Barat.
Di provinsi terpadat ketiga, Makira – para pemantau pemilu melihat antrean panjang para pemilih.
“Jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, jumlah masyarakat yang memilih kali ini lebih tinggi,” ujar Gilbert Tabihau, manajer pemilihan di Provinsi Makira.
Para pemilih mengatakan mereka menginginkan kemajuan yang lebih besar dalam akses pada layanan kesehatan, pendidikan dan kesehatan perempuan. Namun, mereka juga menyadari adanya implikasi geopolitik terhadap wilayah tersebut.
Seorang pemilih bernama Jean Rod Etanfoa adalah di antara mereka yang berpendapat demikian.
Dia mengatakan: “Sejak kami terhubung dengan China, mereka banyak membantu kami dalam pembangunan.
Seorang pemilih lain, Lucy Raubata, sependapat dengan Jean Rod dalam hal bantuan, tetapi dia menyebutkan adanya ikatan.
“Ya, China membantu kami, namun bantuan mereka terikat pada proyek mereka," katanya.
Penghitungan suara semenrtara menunjukkan bahwa Perdana Menteri yang pro-China, Manasseh Sogavare, telah mempertahankan kursinya di parlemen, namun partainya, Partai Kami, gagal memperoleh mayoritas, sehingga memaksanya untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Kathryn Paik adalah peneliti senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional (Center for Strategic and International Studies/CSIS) di Washington, DC.
“Hanya karena Sogavare mungkin tidak memenangkan pemilu, itu bukan berarti Kepulauan Solomon akan menjauh dari China karena kita tidak tahu pemain lain yang didukung China," kata dia.
Dalam kunjungannya ke wilayah tersebut pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi memperingatkan agar tidak menjadikan Pasifik Selatan sebagai fokus persaingan AS-China.
“Negara-negara kepulauan Pasifik adalah rumah bagi masyarakat di kawasan ini. Mereka bukanlah halaman belakang negara besar mana pun,” kata Wang Yi.
Namun para analis politik Amerika mengatakan bahwa kelanjutan kebijakan Sogavare yang pro-China dapat membatasi pergerakan kapal militer dan komersial AS dan sekutu-sekutunya di kawasan tersebut.
Pendapat demikian disampaikan oleh Greg Brown, analis senior di Lembaga Kebijakan Strategis Australia (Australian Strategic Policy Institute).
Dia mengatakan, “Fakta bahwa China dapat melakukan operasi di Kepulauan Solomon itu berarti bahwa mereka dapat memiliki kemampuan yang lebih mudah untuk mengawasi dan memantau AS dan Australia di seluruh wilayah yang lebih luas.”
Oleh karena itu, seiring dengan penghitungan suara yang masih berlangsung, sebagian pemilih mengatakan bahwa yang terpenting bukanlah aliansi asing – namun pemberdayaan masyarakat, seperti disampaikan oleh seorang pemilih bernama Regina Leping.
“Saya tidak suka dengan pembicaraan aliansi dengan China atau Barat ketika mereka mempengaruhi kami. Seharusnya penentuan itu datang dari dalam diri kami sendiri," katanya. [lt/uh]
Forum