Tak seperti debat-debat sebelumnya yang ‘panas’, debat pamungkas calon presiden yang digelar pada Minggu (4/2) berjalan damai. Debat tersebut menandai fase akhir dari persaingan ketat dalam perebutan posisi RI-1.
Menjelang pemilu 14 Februari, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil dengan sikap yang ramah, berbeda dengan debat-debat sebelumnya.
Prabowo yang menggandeng Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, memicu dugaan adanya campur tangan politik petahana dan kebangkitan politik dinasti di Tanah Air.
Ditonton oleh jutaan orang, Ganjar mendesak para pemilih untuk melawan politik dinasti, dengan mengatakan bahwa kepentingan keluarga diprioritaskan di atas bangsa.
Sementara itu, Anies mengkritik apa yang disebutnya sebagai politisasi program bantuan sosial pemerintah. Media memberitakan bahwa bantuan beras dibagikan dengan stiker kampanye Prabowo.
Pemerintah membantah bahwa program tersebut menguntungkan salah satu kandidat.
“Perlu kita sadari bahwa bansos itu ditujukan kepada penerima, bukan (kepentingan) pemberi,” kata Anies.
Dengan makin dekatnya hari pencobolosa dan periode "masa tenang" yang dijadwalkan pada 11-13 Februari, para capres terlihat menyepakati berbagai topik, mulai dari kesehatan masyarakat dan pendidikan hingga budaya.
"Kalau ada ide yang bagus, kami terima dan dukung. Kami yakin ketiga kandidat berjuang untuk Indonesia. Mari kita jaga keharmonisan," kata Prabowo dalam konferensi pers usai debat. [ah/rs]
Forum