Amerika mengimbau semua pihak agar menahan diri di tengah unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong pada Rabu (12/6) yang berubah menjadi ketika polisi bentrok dengan para demonstran yang menentang RUU ekstradisi yang kontroversial.
Petugas mengenakan helm dan membawa perisai berbaris di jalan-jalan, menembakkan gas air mata dan peluru karet serta menggunakan semprotan merica untuk mendorong demonstran, yang sebagian menjungkir-balik barikade dan melempar benda-benda ke arah polisi. Otoritas rumah sakit mengatakan setidaknya 72 orang terluka.
Demonstrasi itu memaksa anggota parlement menunda sesi pembahasan rancangan undang-undangkontroversial, yang dijadwalkan berlangsung Rabu (12/6).
Prospek ekstradisi ke daratan China, khususnya dengan sistem hukum yang sangat berbeda, mengkhawatirkan banyak pihak di Hong Kong. Mulai dari kelompok bisnis internasional sampai komunitas hukum dan pihak-pihak yang pro-demokrasi.
Di Washington, Presiden Amerika Donald Trump mengatakan ia yakin China dan Hong Kong akan bisa "menyelesaikan masalah" setelah protes massa berubah menjadi aksi kekerasan.
Di Departemen Luar Negeri Amerika, juru bicara Morgan Ortagus mendorong semua pihak menghindari kekerasan. [ka]