Demonstran di Nairobi, Johannesburg dan London hari Sabtu (3/10) berpawai menuntut dihentikannya perburuan gajah dan badak.
Di Johannesburg, kendaraan yang membawa patung badak berada di depan demonstran anti-perburuan, sementara di London aktivis berkostum gajah mengimbau diakhirinya perdagangan gading. Demonstrasi itu bagian dari apa yang disebut penyelenggara “pawai global bagi badak dan gajah, yang jumlahnya sangat berkurang akibat jaringan kriminal yang menjual cula badak dan gading gajah dengan harga tinggi, terutama di negara-negara Asia. Koalisi pakar konservasi juga berencana melakukan pawai serupa di Amerika akhir pekan ini.
Menurut penyelenggara, lebih dari 35 ribu gajah dibunuh setiap tahun untuk diambil gadingnya yang bisa diukir menjadi pernak-pernik. Sedangkan seekor badak dibunuh tiap 8 jam untuk diambil culanya. Penyelenggara mengatakan, satu-satunya harapan hewan-hewan itu tetap bisa hidup adalah diakhirinya segera perdagangan gading dan cula badak, baik "legal" maupun "ilegal," supaya mereka bisa berkesempatan pulih akibat berpuluh-puluh tahun pembantaian massal.
Penyelenggara menginginkan pemerintah lebih memusatkan perhatian pada perlindungan satwa liar, tetapi mengakui, tantangan utama seperti kemiskinan, korupsi, dan lemahnya penegakan hukum memfasilitasi praktek tersebut.
Bulan lalu, Presiden Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping sepakat memberlakukan larangan yang hampir total terhadap perdagangan gading.
"Mengapa bukan larangan total?" tanya Dex Kotze, penyelenggara pawai di Johannesburg. Kepada kantor berita the Associated Press, Kotze mengatakan, pakar konservasi di Afrika Selatan terpecah antara mereka yang menentang usul perdagangan cula badak yang diatur, termasuk dirinya, dan mereka yang berpendapat perdagangan yang diatur bisa mengusir penjahat melakukan perburuan.
Afrika Selatan sedang mengkaji masalah tersebut. [ka]
