Para pengunjuk rasa yang mendukung Gerakan Penentuan Nasib Sendiri (Vetevendosje!) yang berkuasa di Kosovo turun ke jalan-jalan ibu kota, Pristina, hari Kamis. Mereka menentang kandidat yang diajukan Presiden Hashim Thaci untuk menjadi perdana menteri baru negara itu setelah Mahkamah Konstitusi mendukung keputusan Thaci mengenai pencalonan itu.
Arlind Manxhuka, juru bicara Vetevendosje! mengatakan pertemuan damai ribuan pendukung itu dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan partai menyelenggarakan protes sambil mematuhi pembatasan-pembatasan karena pandemi virus corona.
Dengan mempertimbangkan banyak permintaan yang kami terima dari aktivis dan warga untuk menyelenggarakan protes terhadap perkembangan politik terbaru di negara kami, kami merasa perlu menunjukkan cara di mana protes dapat dilakukan di tengah kondisi baru karena pandemi COVID-19, kata Manxhuka.
Thaci menominasikan Avdullah Hoti, dari Liga Demokratik Kosovo (LDK) yang berhaluan tengah-kanan, untuk menggantikan PM Albin Kurti, yang kalah dalam mosi tak percaya pada Maret lalu. Mosi itu dipicu oleh LDK, yang ketika itu adalah mitra junior dalam koalisi berkuasa dengan Vetevendosje!.
Gerakan itu berpendapat pencalonan Hoti untuk membentuk pemerintah baru tidak konstitusional, dengan menyatakan Vetevendosje! adalah satu-satunya partai yang berhak melakukan itu karena memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan legislatif Kosovo pada Oktober lalu. Lebih jauh disebutkan bahwa jika tidak mampu membentuk pemerintahan, negara itu harus mengadakan pemilu baru.
LDK menyatakan memiliki sedikitnya 61 suara di parlemen beranggotakan 120 orang, yang diperlukan untuk mengukuhkan nominasi itu.
Mahkamah Konstitusi Kosovo telah menangguhkan keputusan nominasi itu hingga 29 Mei. [uh/ab]