Para pengunjuk rasa, Minggu (9/8), menyerukan diakhirinya monarki Spanyol setelah mantan Raja Juan Carlos secara tiba-tiba meninggalkan negara itu pekan ini karena skandal korupsi.
Juan Carlos, yang turun tahta pada 2014 untuk digantikan putranya Felipe, secara tiba-tiba mengumumkan keputusannya untuk pergi, Senin (3/8). Namun tidak ada konfirmasi resmi kemana dia pergi, sehingga menimbulkan pertanyaan besar.
"Kita harus membersihkan sistem korupsi dan kita harus mulai dengan kerajaan," kata Jose Emilio Martin, seorang pengemudi bus.
Sejumlah unjuk rasa menentang keluarga kerajaan telah tersebar di seluruh Spanyol sejak keluarnya bekas raja secara dramatis. Sekitar 100 orang berdemonstrasi di Valencia pada Minggu (9/8) dan unjuk rasa lain akan diadakan di Mallorca pekan ini selama kunjungan Raja Felipe VI ke pulau itu.
Sebuah jajak pendapat oleh SigmaDos yang diterbitkan pada Minggu (9/8) di harian konservatif El Mundo mendapati sebanyak 63,3 persen dari mereka yang disurvei tidak setuju dengan kepergian raja berusia 82 tahun itu. Sedangkan 27,2 persen menyetujuinya.
Sekitar 80,3 persen berpendapat Juan Carlos harus menghadapi upaya hukum. Jajak pendapat itu, yang diadakan antara 4-6 Agustus setelah dia pergi, mendapati 12,4 persen mengatakan Carlos tidak perlu disidang dan 7,3 persen tidak memberikan opini mereka. [vm/pp]