Dengan secara terbuka menantang monarki Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, ribuan demonstran hari Minggu (20/9) memadati jalan-jalan kota Bangkok untuk menyampaikan sejumlah tuntutan, termasuk seruan reformasi untuk membatasi kekuasaan raja.
Jumlah para demonstran yang menentang istana dan keberadaan pejabat yang didukung militer, mematahkan tabu yang telah lama ada tentang larangan mengkritisi monarki. Di bawah undang-undang lese-majeste, hal ini dinilai ilegal.
Istana Kerajaan belum dapat dihubungi untuk dimintai pandangan atas hal ini. Sementara Raja, yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Eropa, saat ini juga tidak berada di Thailand.
Para pemimpin demonstran menyatakan kemenangan setelah berhasil menyerahkan surat yang merinci tuntutan mereka kepada polisi.
Kepala Kepolisian Metropolitan Phakphong Phongphetra mengatakan surat itu akan diserahkan ke markas, yang kemudian akan menentukan bagaimana menindaklanjutinya.
Dalam demonstrasi terbesar selama beberapa tahun terakhir ini, puluhan ribu demonstran hari Sabtu (19/9) meneriakkan seruan reformasi monarki dan mundurnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, pembentukan konstitusi dan pelaksanaan pemilu baru.
Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan polisi tidak akan menggunakan kekerasan terhadap para demonstran, dan tergantung pada polisi untuk memutuskan dan mengadili pidato yang dinilai ilegal.
Para demonstran mengatakan konstitusi telah memberi raja kekuasaan yang terlalu besar dan telah merekayasa agar Prayuth Chan-ocha tetap berkuasa pasca pemilu tahun lalu. Prayuth Chan-ocha sendiri mengatakan pemilu telah berlangsung adil.
Para pemimpin demonstrasi menyerukan kepada warga Thailand untuk tidak bekerja pada tanggal 14 Oktober, untuk menunjukkan dukungan pada perubahan. Mereka juga menyerukan kepada warga untuk menarik simpanan
uang mereka dari Siam Commercial Bank, yang 23% sahamnya merupakan milik Crown Property Bureau di bawah Raja Maha Vajiralongkorn.
Demonstran juga menuntut dicabutnya peraturan yang mengharuskan penonton film berdiri untuk menghormati pemutaran lagu kebangsaan di bioskop. [em/jm]