Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi hari Selasa (18/5) terbang ke New York untuk melangsungkan pertemuan tentang krisis Israel-Palestina di sidang Majelis Umum PBB. Sumber VOA di PBB mengatakan pertemuan itu akan berlangsung hari Kamis (20/5).
Sebelumnya dalam debat terbuka tentang isu Israel-Palestina di Dewan Keamanan PBB akhir pekan lalu, Indonesia telah menyerukan agar PBB segera mengambil tindakan cepat untuk meredakan situasi di Timur Tengah, menghentikan semua tindakan permusuhan dan ilegal, dan memastikan agar Israel mematuhi aturan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan dengan hal itu.
Duta Besar Indonesia untuk PBB, Mohammad K. Koba dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, “Dewan Keamanan PBB tidak dapat tinggal diam ketika dikonfrontir dengan ancaman terang-terangan terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Juga ketika terus terjadi aksi kekerasan serta pelanggaran terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB, karena hal itu akan merusak kredibilitas dan legitimasi dewan.”
Indonesia Bertekad Hasilkan Keputusan Lebih Konkrit
Menggemakan pernyataan Organisasi Konferensi Islam OKI, Indonesia menyampaikan tekad “untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan di Majelis Umum PBB jika Dewan Keamanan gagal memenuhi fungsi tanggung jawabnya.”
Indonesia juga mengingatkan bagaimana menderitanya orang-orang di lapangan yang menghadapi langsung konsekuensi krisis yang terjadi ketika para diplomat menghabiskan waktu untuk berdebat.
“Situasi ini berpotensi memburuk dalam beberapa hari ke depan” dan terjadi di tengah situasi yang memprihatinkan akibat pandemi COVID-19, ujar Koba. Untuk itu Indonesia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina dan menyerukan kepada Israel untuk tidak menghambat bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di wilayah Palestina yang diduduki Israel dan kota Al Quds Al Sharif.
Merujuk pada pernyataan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah dan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyidin Yassin, Duta Besar Indonesia Untuk PBB Mohammad K. Koba menggarisbawahi pentingnya upaya bersama untuk mencegah terulangnya kekejian serupa di masa depan.
“Presiden kami, bersama Perdana Menteri Malaysia dan Sultan Brunei Darussalam telah menyerukan kepada kedua pihak untuk menerima kehadiran sementara masyarakat internasional di kota Al Quds, untuk memonitor penghentian permusuhan di Wilayah Pendudukan Palestina,” tegasnya.
Ditambahkan bahwa, “Perluasan permukiman ilegal, pemaksaan pengusiran dan penghancuran bangunan-bangunan milik Palestina – yang dapat menimbulkan kerugian besar bagi penduduk di Wilayah Pendudukan Palestina – harus segera dihentikan karena “secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan dengan hal itu, yang menjadi hambatan utama untuk mencapai resolusi damai.”
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejak pertempuran berkecamuk pada 10 Mei lalu, sedikitnya 200 warga Palestina tewas, termasuk 59 anak-anak dan 35 perempuan. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan roket, termasuk seorang anak berusia enam tahun. [em/aa]