Puluhan ribu warga Muslim hari Sabtu (8/12) berdemonstrasi di ibukota Kuala Lumpur, menentang upaya apapun untuk melucuti keistimewaan mayoritas etnis Melayu, demonstrasi besar pertama sejak aliansi Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemilu Mei lalu.
Demonstrasi yang didukung oleh dua partai oposisi terbesar di Malaysia itu sedianya ditujukan untuk memprotes rencana pemerintah meratifikasi perjanjian PBB yang menentang diskriminasi ras, yang menurut para pengecam perjanjian itu akan menyudahi keistimewaan etnis Melayu, yang dipertahankan lewat kebijakan-kebijakan afirmatif selama beberapa dekade.
Rencana memprotes rencana ratifikasi itu dibatalkan, tetapi penyelenggara demonstrasi memutuskan untuk melanjutkan aksi yang mereka sebut sebagai “aksi bersyukur.”
Mahathir Mohamad mengatakan pemerintah memperbolehkan berlangsungnya demonstrasi itu sebagai bagian dari demokrasi, tetapi memperingatkan agar demonstrasi itu tidak menjadi kerusuhan. Demonstrasi yang berlangsung di bawah pengawasan ketat polisi itu berakhir damai ketika hujan mulai turun.
Mantan Perdana Menteri Najib Razak, yang telah didakwa dengan berbagai tuduhan korupsi, ikut serta dalam demonstrasi yang juga dihadiri sejumlah anggota parlemen.
Polisi mengatakan sedikitnya ada 55.000 orang di jalan-jalan Kuala Lumpur. Banyak diantara mereka mengenakan tshirt dan penutup kepala bertuliskan kalimat “Reject ICERD” atau “Tolak ICERD.” ICERD adalah singkatan dari International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination atau Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial.”
Mahathir Mohamad menang mutlak dalam pemilu 9 Mei lalu di tengah kemarahan terhadap skandal korupsi besar-besaran yang melibatkan Najib Razak dan pemerintahannya. Meskipun demikian masih banyak warga Malaysia yang mendukung Partai UMNO dan Partai Islam Malaysia pimpinan Najib, yang menguasai suara di dua dari tiga belas negara bagian. [em]