Sekelompok senator Prancis, Rabu (6/10), tiba di Taiwan untuk kunjungan lima hari, setelah unjuk kekuatan besar China dengan jet-jet tempurnya di tengah-tengah ketegangan tertinggi dalam beberapa dekade ini antara China dan Taiwan.
Kelompok itu, yang dipimpin senator Alain Richard, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, para pejabat ekonomi dan kesehatan Taiwan dan Dewan Urusan China Daratan. Richard, mantan menteri pertahanan Prancis, sebelumnya mengunjungi Taiwan pada tahun 2015 dan 2018, kata kantor berita semiresmi Taiwan Central News Agency, dan memimpin kelompok Kemitraan Taiwan di Senat Prancis.
Duta besar China untuk Prancis Lu Shaye, mengirim surat peringatan pada Februari lalu yang meminta Richard agar membatalkan kunjungan ke Taiwan, menurut laporan berbagai media setempat.
Kunjungan itu kemungkinan besar akan memancing kecaman China , yang mengklaim Taiwan yang berpemerintahan sendiri sebagai teritorinya dan karena itu menentang keterlibatan internasional apapun dengan Taiwan, termasuk kunjungan para pejabat pemerintah asing. China juga secara agresif mendekati sekutu-sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa.
Dalam gangguan militernya yang terus menerus belakangan ini, China menerbangkan jet-jet tempur 149 kali menuju Taiwan selama empat hari dari Jumat pekan lalu hingga Senin. Gedung Putih menyebut penerbangan itu berbahaya dan mendestabilisasi, sementara China menanggapi dengan menyatakan bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan dan kapal-kapalnya yang berlayar di Selat Taiwan adalah tindakan provokatif.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-chen mengatakan kepada para legislator hari Rabu bahwa situasi ini “yang paling parah dalam 40 tahun sejak saya menjadi anggota militer.” Chiu menjawab pertanyaan para legislator, sementara parlemen memutuskan apakah akan menyetujui anggaran khusus untuk pembelian pertahanan udara dan laut.
China dan Taiwan terpisah di tengah-tengah perang saudara pada tahun 1949. Sekarang ini mereka memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang luas tetapi tidak memiliki hubungan resmi, dan China telah meningkatkan mobilisasi tekanan militer, diplomatik dan ekonomi untuk melemahkan pemerintahan Tsai yang cenderung pada kemerdekaan Taiwan. [uh/ab]