Lebih dari 50 warga Amerika keturunan Myanmar berkumpul di depan Kedutaan Besar China di Washington, memprotes dugaan campur tangan China dalam urusan dalam negeri Myanmar.
Protes akhir pekan lalu itu, yang merupakan bagian dari kampanye dunia, menuntut China untuk menarik dukungannya terhadap junta militer Myanmar dan menghormati keinginan rakyat yang memperjuangkan demokrasi sejak kudeta Februari 2021.
Protes di mana para pengunjuk rasa mengibarkan spanduk bertuliskan “Tolak Pemilu Palsu Junta” dan “Solidaritas dengan Rakyat Myanmar” itu, dipicu oleh pernyataan yang dirilis Sabtu pagi oleh Kedutaan Besar China di Myanmar yang mengatakan, China tidak mencampuri urusan negara tersebut, serta akan terus mendorong perdamaian dan stabilitas.
“Kami menolak pernyataan Kedutaan Besar China bahwa mereka tidak mencampuri urusan dalam negeri Myanmar,” kata Yin Aye, seorang pemimpin protes yang beberapa kali menyelenggarakan demonstrasi di wilayah Washington sejak kudeta tahun 2021. “Jika mereka berhenti mendukung pemilu palsu dan benar-benar menekan militer untuk menghentikan penderitaan berat rakyat Myanmar, kami mungkin akan mempercayai mereka.”
Yin Aye merujuk pada hubungan dekat China dengan junta militer Myanmar dan dugaan campur tangan China dalam operasi pasukan perlawanan etnis di Negara Bagian Shan bagian utara. Tindakan itu telah menuai kecaman luas dari masyarakat Myanmar dan kelompok-kelompok pro-demokrasi. [ps/ab]
Forum