Saat Ukraina mendesak agar atlet Rusia dilarang berpartisipasi di Olimpiade Paris tahun depan dan ancaman boikot meningkat, para pejabat dari 30 negara mengadakan pertemuan puncak pada Jumat (10/2) untuk membahas bagaimana menanggapinya.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) berpendapat bahwa mengecualikan Rusia dan sekutunya, Belarus, dari Olimpiade 2024 sepenuhnya merupakan tindakan diskriminatif. IOC ingin para atlet itu tetap berkompetisi dalam kapasitas netral tanpa simbol nasional.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang sebelumnya mengatakan setiap bendera netral untuk Rusia akan “berlumuran darah,'' dijadwalkan berpidato di pertemuan daring itu melalui tautan video.
Zelenskyy melakukan kunjungan mendadak ke Inggris dan Prancis pada hari Rabu. Dalam pidato dramatis di hadapan Parlemen Inggris, ia mendesak negara itu agar memberi bantuan jet tempur untuk melawan Rusia
Pertemuan hari Jumat berlangsung pada saat berlangsungnya serangan rudal dan drone yang intens oleh pasukan Rusia terhadap Ukraina.
“Presiden Zelenskyy mengatakan kepada Inggris di Parlemen minggu ini tentang penderitaan yang masih dirasakan oleh banyak orang Ukraina. Saat ia melakukannya, IOC terus mengabaikan sekutu-sekutu internasionalnya dalam meningkatkan upaya perdamaian dan mengabaikan bagaimana Olimpiade akan memberi (Presiden Rusia Vladimir) Putin platform yang sempurna untuk mempromosikan Rusia dan melegitimasi perang ilegalnya,'' kata Menteri Kebudayaan Inggris Lucy Frazer, yang memimpin pertemuan tersebut, dalam sebuah pernyataannya Kamis.
“Kita mendekati satu tahun sejak invasi biadab ini dimulai. Kita harus mendesak IOC untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai Olimpiade memiliki arti. Kita harus memperjelas bahwa ada konsekuensi dari invasi ilegal ini. Kita tidak boleh mengizinkan atlet Rusia berdiri bersama Tim Olimpiade Inggris dan semua orang di panggung dunia.''
Menteri Olahraga Ukraina Vadym Guttsait mengatakan mengizinkan Rusia untuk bertanding akan semakin membuat trauma para atlet yang terdampak perang.
“Partisipasi atlet Rusia dan Belarus dalam kompetisi internasional akan membuat atlet Ukraina tidak dapat mengambil bagian di dalamnya, karena setiap orang Ukraina menderita agresi Rusia dengan satu atau lain cara: Mereka kehilangan kerabat dan teman, kehilangan rumah menerima trauma psikologis, kehilangan kesempatan untuk melakukan apa yang mereka sukai,'' tulis Guttsait, yang juga memimpin Komite Olimpiade Ukraina, dalam surat kepada presiden IOC Thomas Bach dan para pemimpin Olimpiade lainnya yang diterbitkan Jumat.
Guttsait berpendapat bahwa IOC terlalu fokus pada hak Rusia untuk bersaing dan tidak cukup memperhatikan hak Ukraina untuk merasa aman di sekitar pesaing Rusia di tempat-tempat seperti perkampungan Olimpiade.
“Bagaimana dan dengan cara apa hak-hak atlet Ukraina akan dilindungi? Akankah mereka dapat melangkah ke lapangan olahraga yang sama dan bersaing dengan atlet Rusia pada saat keluarga, teman, dan kolega mereka berada dalam bahaya besar?'' tulisnya. [ab/lt]
Forum