Pejabat militer Filipina, Senin (10/5), mengatakan pihak berwenang Malaysia telah berhasil menangkap delapan tersangka militan Abu Sayyaf. Mereka diduga merencanakan penculikan dengan uang tebusan di Malaysia.
Komandan Brigade Marinir Filipina Kolonel Hernanie Songano mengatakan para militan Filipina tersebut ditangkap Sabtu (8/5) di negara bagian Sabah, Malaysia. Mereka melarikan diri ke wilayah itu pada Maret karena serangan militer terhadap basis-basis mereka di hutan di Provinsi Sulu, bagian Selatan Filipina.
“Sangat mungkin mereka berniat menjadikan Sabah sebagai tempat kegiatan penculikan mereka,” kata Songano dalam sebuah pernyataan. "Mereka tahu bahwa akan sangat sulit bagi mereka untuk melancarkan kekejaman di Sulu karena operasi militer yang terus-menerus di daerah tersebut."
Para tersangka militan mungkin membantu mengatur perjalanan militan asing ke Filipina selatan, kata Songano, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Filipina, Malaysia, dan Indonesia telah bekerja sama selama bertahun-tahun dalam memerangi penculikan yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf.
Pejabat militer Filipina mengatakan para tersangka militan dipimpin oleh komandan Abu Sayyaf, Sansibar Bensio dan Mabar Binda, yang terlibat dalam sejumlah bentrokan sebelumnya dengan militer Filipina, termasuk pertempuran pada 2011 di Sulu di mana seorang perwira marinir dipenggal.
Filipina dan Amerika Serikat, keduanya menganggap Abu Sayyaf sebagai organisasi teroris yang terkait dengan pengeboman, penculikan dengan uang tebusan, dan pemenggalan kepala. Para militan telah dilemahkan oleh sejumlah kekalahan saat bertempur, sejumlah anggota yang menyerahkan diri, dan pertikaian di dalam kelompok. Namun, kelompok itu tetap menjadi ancaman keamanan nasional. [ah/au/ft]