Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, Kamis (4/3), setidaknya 20 migran tewas setelah sebuah kelompok penyelundup manusia melemparkan 80 penumpangnya ke laut dalam perjalanan dari Djibouti di Afrika Timur ke Yaman.
Sebuah pernyataan IOM mengatakan, peristiwa itu terjadi, Rabu, tidak lama setelah kapal itu memulai perjalanannya. Beberapa penyelundup dilaporkan berteriak mengatakan bahwa kapal mereka kelebihan penumpang. Kapal itu mengangkut 200 migran, termasuk anak-anak di bawah usia 18 tahun. IOM mengatakan lima mayat telah ditemukan, dan sejumlah korban yang selamat sedang dirawat di Djibouti.
Peristiwa seperti ini pernah terjadi sebelumnya. IOM mengungkapkan, ribuan migran terus berusaha untuk pergi dari Tanduk Afrika ke Yaman dan kemudian ke negara-negara Teluk yang kaya. Pandemi virus corona dan penutupan perbatasan yang diakibatkannya telah memperlambat arus kedatangan migran ilegal ini tetapi tidak menghentikannnya.
Belum jelas dari negara mana asal para migran yang mengalami nasib nahas Rabu itu, tetapi banyak di antara mereka melakukan perjalanan dari Ethiopia dan Somalia.
Oktober lalu, sedikitnya delapan migran tenggelam setelah kelompok penyelundup membuang mereka ke laut dari kapal di dekat Djibouti.
Pada 2017, sekitar 50 migran dari Somalia dan Ethiopia dibiarkan tenggelam setelah kelompok penyelundup memaksa mereka terjun ke laut di lepas pantai Yaman.
Pada 2018, setidaknya 30 migran dan pengungsi tewas ketika kapal yang mereka tumpangi terbalik di Yaman. Sejumlah penyintas melaporkan, mereka mendengar bunyi tembakan ketika peristiwa itu terjadi. [ab/uh]