Ketika Pakistan semakin menyuarakan kekhawatiran tentang dugaan kelompok pemberontak Pakistan yang berlindung di wilayah Afghanistan yang dikuasai Taliban, kini muncul spekulasi mengenai apakah militer Pakistan mungkin menyerang sasaran di negara tetangganya itu, dan bagaimana dampak dari serangan tersebut jiika terjadi pada keamanan yang rentan di wilayah itu.
Para pengamat mengatakan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021 tampaknya telah menghidupkan kembali kelompok pemberontak bersenjata Tehreek-i-Taliban Pakistan atau TTP, yang berupaya mendirikan pemerintahan Islam di Pakistan – sebagaimana halnya Taliban-Afghanistan. Tetapi operasi militer Pakistan yang intensif selama satu dekade terakhir telah melemahkan kekuatan TTP. Afghanistan sendiri dituduh telah memberikan perlindungan bagi TTP.
Setelah melakukan pembicaraan yang tidak meyakinkan – yang difasilitasi Taliban-Afghanistan – selama berbulan-berbulan pada tahun 2022, pemerintah Pakistan dan TPP tampaknya kembali berperang satu sama lain.
Dalam satu minggu terakhir ini para pemimpin militer dan sipil Pakistan telah berkumpul untuk membahas opsi untuk melawan ancaman TTP, yang mereka klaim berasal dari Afghanistan.
“Tidak ada negara yang akan diizinkan menyediakan tempat perlindungan dan memfasilitasi teroris, dan Pakistan berhak melindungi rakyatnya,” demikian petikan pernyataan pemerintah Pakistan setelah melangsungkan pertemuan pada Senin (2/1) lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, pada Selasa (4/1), mengatakan Pakistan berhak membela diri melawan terorisme, tetapi ia tidak menyebut apakah hak itu mencakup tindakan militer Pakistan di dalam wilayah Afghanistan.
Para pakar mengatakan TTP menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan di Pakistan, tetapi kelompok itu bukan kelompok pemberontak yang mampu menjatuhkan pemerintah Pakistan.
“Perkembangan terbaru telah memberi Pakistan sedikit pilihan selain melancarkan operasi militer,” ujar Michael Kugelman, Direktur Institut Asia Selatan di Wilson Center kepada VOA.
“Jika ancaman dan serangan terus meningkat, investor asing bisa ketakutan. Itu merupakan hal terakhir yang dibutuhkan Pakistan yang sedang berada dalam tekanan ekonomi akut,” tambahnya.
Taliban sendiri menyangkal telah menyembunyikan TTP dan kelompok-kelompok yang menimbulkan ancaman keamanan ke negara lain; tetapi PBB mengatakan terdapat beberapa kelompok teroris asing di Afghanistan. [em/jm]
Forum