320 ribu personil militer di Irak dan Afghanistan diperkirakan menderita cedera otak traumatis. Terkadang cedera ini digolongkan ringan karena tidak terlihat pada saat pemindaian otak, sehingga gejala yang diakibatkannya seperti gangguan ingatan sulit diobati.
Tapi dalam studi baru, teknik canggih pemindaian otak yang disebut diffusion tensor imaging dapat menangkap kelainan materi putih pada jaringan otak tentara yang mengalami cedera otak karena ledakan ringan. Materi putih adalah bagian penting dari sistim jaringan otak yang memungkinkan sel-sel saraf berkomunisasi satu sama lainnya.
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Washington University School of Medicine di St Louis dan Landsthul Regional Medical Center di Jerman itu melibatkan 63 tentara yang menderita cedera otak ringan dan kelompok kontrol yang terdiri dari 21 tentara yang juga terkena ledakan tetapi tidak didiagnosa menderita cedera otak ringan traumatis tersebut.
Diffusion Tensor Imaging memungkinkan peneliti mengamati pergerakan air pada jaringan otak yang cedera. Christine Mc Donald peneliti Universitas Washington mengatakan ada perubahan samar atau difusi dalam aliran air tersebut. Peneliti mencatat ada kelainan materi putih pada 18 dari 63 tentara yg mengalami cedera otak ringan tersebut, yang tidak terlihat pada 21 orang dalam kelompok kontrol.
Mc Donald mengatakan para peneliti belum dapat memastikan apa peran kelainan materi putih tersebut dalam hal-hal seperti perubahan perhatian, ingatan dan “post traumatic stress disorder” yang dialami banyak veteran perang. Lebih lanjut ia mengatakan penelitian itu akan terus menyelidiki apakah “diffusion tensor imaging” bisa membantu mengidentifikasi penyebab cedera otak yang tak kunjung hilang.
Artikel mengenai kelainan pada orang yang menderita cedera otak ringan karena ledakan ini diterbitkan New England Journal of Medicine.