Para pemilih Jumat (15/3) memberikan suara ke tempat-tempat pemungutan suara di Rusia dalam pemilihan presiden selama tiga hari yang dipastikan akan memperpanjang masa jabatan Presiden Vladimir Putin enam tahun lagi, setelah ia membungkam perbedaan pendapat.
Pemilihan itu berlangsung dengan latar belakang penindakan kejam yang melumpuhkan media independen dan berbagai organisasi HAM serta memberi Putin kontrol penuh atas sistem politik.
Pemilu juga berlangsung sewaktu perang Rusia di Ukraina memasuki tahun ketiga. Rusia unggul di medan tempur di mana militernya meraih kemajuan kecil yang berlangsung lambat. Sementara itu Ukraina telah membuat Moskow terlihat rentan di belakang garis depan: Serangan drone jarak jauh menghantam jauh di dalam wilayah Rusia, sementara drone-drone berteknologi tinggi membuat armada Rusia di Laut Hitam dalam posisi defensif.
Para pemilih akan memberikan suara mereka mulai Jumat hingga Minggu di TPS-TPS di negara dengan 11 zona waktu itu, serta di daerah-daerah di Ukraina yang dianeksasinya. TPS pertama dibuka di wilayah paling timur Rusia, Chukotka dan Kamchatka, pada pukul 08.00 waktu setempat.
Pemilihan ini tidak terlalu menimbulkan ketegangan karena Putin, 71, mencalonkan diri untuk masa jabatannya yang kelima praktis tanpa tantangan. Lawan-lawan politiknya dipenjarakan atau berada di pengasingan di luar negeri, sedangkan lawannya yang paling keras, Alexei Navalny, meninggal di koloni penjara terpencil di Arktik baru-baru ini. Tiga kandidat lainnya adalah para politisi yang tidak banyak menarik perhatian dari partai-partai oposisi yang sejalan dengan Kremlin.
Para pengamat tidak berharap pemilu ini akan berlangsung bebas dan adil. Di luar fakta bahwa para pemilih tidak punya banyak pilihan, kemungkinan melakukan pemantauan independen juga sangat terbatas.
Hanya para kandidat terdaftar atau badan-badan penasihat dukungan negara yang dapat menegaskan pemantau ke TPS, sehingga mengurangi kemungkinan pengawasan independen. Dengan pemungutan suara berlangsung selama tiga hari di hampir 100 ribu TPS di Rusia, pemantauan sebenarnya sulit dilakukan.
“Pemilu di Rusia secara keseluruhan adalah tipuan. Kremlin mengontrol para kandidat. Kremlin mengontrol cara mereka berkampanye. Ditambah lagi Kremlin mengontrol semua aspek pemilu dan proses penghitungan suara,” kata Sam Greene, direktur Ketahanan Demokratis di Pusat Analisis Kebijakan Eropa di Washington.
Ukraina dan Barat juga mengecam Rusia karena mengadakan pemungutan suara di daerah-daerah Ukraina yang direbut dan diduduki oleh pasukan Moskow. [uh/lt]
Forum