Sebuah komite di Senat AS, Rabu (3/3), akan melakukan dengar keterangan dengan para pejabat pertahanan, kehakiman dan keamanan dalam negeri mengenai kegagalan yang terjadi pada 6 Januari, sewaktu para pendukung presiden ketika itu, Donald Trump, menyerang Capitol atau gedung Kongres AS.
Di antara yang dijadwalkan memberikan kesaksian di hadapan Komite Keamanan Dalam Negeri dan Komite Urusan Pemerintahan Senat adalah Mayjen William Walker, komandan Garda Nasional DC, yang pasukannya menjadi sasaran pertanyaan mengenai persiapan keamanan dan respons terhadap serangan.
Hari Selasa (2/3), Direktur FBI Christopher Wray membela biro itu dari kritik bahwa mereka melewatkan tanda-tanda peringatan mengenai serangan dan gagal bersikap cukup waspada mengenai kemungkinan kekerasan oleh para pendukung Trump.
Pada saat bersamaan, Wray dalam kehadiran pertamanya di Kongres sejak kerusuhan itu, membantah pernyataan yang diajukan sebagian kalangan yang berhaluan kanan bahwa para aktivis ekstrem kiri yang menyamar sebagai pendukung Trump terlibat dalam serangan maut tersebut.
Serangan itu menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi Capitol, dan lebih dari 100 polisi lainnya cedera. Perburuan nasional setelah kerusuhan itu telah menyebabkan penangkapan lebih dari 270 perusuh, termasuk 33 anggota milisi antipemerintah dan kelompok-kelompok sayap kanan lainnya.
Bersaksi di hadapan Komite Kehakiman Senat, Wray mengatakan FBI mengambil beberapa langkah untuk memastikan laporan intelijen “mentah” yang memperingatkan tentang kemungkinan serangan kekerasan terhadap Capitol, diterima oleh badan-badan penegak hukum penting sehari sebelumnya.
Laporan 5 Januari, yang disiapkan petugas lapangan FBI di Norfolk, Virginia, mengutip obrolan ekstremis di Internet mengenai kemungkinan kekerasan dan “perang.”
FBI biasanya memverifikasi informasi mentah semacam itu sebelum membagikannya dengan badan-badan penegak hukum. Tetapi dalam kasus ini, ujar Wray, ancaman itu sangat mengkhawatirkan dan “cukup spesifik” sehingga FBI memutuskan untuk membaginya dengan Polisi Capitol, Departemen Kepolisian Metropolitan Washington dan badan-badan penegak hukum lain sesegera mungkin.
“Kami menyerahkannya kepada orang-orang di posisi terbaik untuk mengambil tindakan terhadap ancaman itu. Bukan satu, bukan dua, tetapi dengan tiga cara berbeda,” kata Wray.
Namun laporan itu tidak ditandai untuk para pejabat tinggi yang bertanggung jawab mengamankan Capitol, kata para pejabat itu dalam kesaksian mereka pekan lalu, yang menimbulkan pertanyaan mengenai gangguan dalam berbagi info intelijen.
Para pejabat itu, mantan kepala Polisi Capitol, serta penanggung jawab keamanan di DPR dan Senat, mengatakan kepada para legislator bahwa meskipun mereka telah bersiap-siap menghadapi protes besar dan kemungkinan kekerasan di luar Capitol pada 6 Januari, mereka tidak diperingatkan mengenai kemungkinan pengambilalihan dengan kekerasan.
Ketika ditanya Senator Demokrat Richard Blumenthal mengapa FBI gagal “bersikap waspada dengan cara yang lebih jelas dan tegas,” Wray, yang menyebut serangan itu sebagai tindak terorisme domestik, mengatakan, FBI telah berulang kali memperingatkan tentang ancaman itu dalam beberapa bulan sebelumnya. [uh/ab]