Tautan-tautan Akses

Dirjen WHO: Pertumpahan Darah di Sudan Memilukan


Warga berkumpul untuk menaiki truk yang akan membawa mereka meninggalkan Khartoum di tengah konflik yang terjadi di Sudan pada 26 April 2023. (Foto: Reuters/Stringer)
Warga berkumpul untuk menaiki truk yang akan membawa mereka meninggalkan Khartoum di tengah konflik yang terjadi di Sudan pada 26 April 2023. (Foto: Reuters/Stringer)

Selain jumlah kematian dan luka-luka akibat konflik di Sudan, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih banyak kematian akibat wabah, kurangnya akses ke pangan dan air, dan gangguan terhadap layanan kesehatan penting, termasuk imunisasi.

Kepada wartawan di Jenewa pada Rabu (26/4), Tedros Ghebreyesus mengatakan bahwa pertumpahan darah di Sudan yang telah berlangsung selama 10 hari terakhir "memilukan di negara yang rakyatnya telah begitu menderita dalam beberapa tahun ini."

Pertempuran telah menjerumuskan Sudan dalam kekacauan, mendorong negara Afrika yang sudah sangat bergantung pada bantuan itu ke jurang kehancuran.

Sebelum bentrokan, PBB memperkirakan, sepertiga penduduk Sudan atau sekitar 16 juta orang, membutuhkan bantuan, angka yang kemungkinan akan meningkat. Ghebreyesus mengatakan, WHO memperkirakan bahwa seperempat dari jumlah yang tewas sejauh ini "bisa diselamatkan dengan akses ke kendali pengobatan dasar."

WHO memiliki stok obat esensial, kantong darah, perlengkapan untuk operasi, dan perawatan cedera yang menunggu pengiriman. “Tetapi kami membutuhkan akses yang aman untuk melakukan itu,” kata Ghebreyesus. “Seperti biasa, obat terbaik dalam situasi ini adalah perdamaian,” cetusnya. [ka/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG