Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO hari Jumat (5/2) mengatakan, 75 persen dari semua vaksinasi COVID-19 berlangsung hanya di 10 negara, sementara hampir 130 negara lain di dunia belum memulai vaksinasi sama sekali.
Dalam konferensi pers di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, di seluruh dunia saat ini jumlah orang yang menerima vaksinasi sudah melampaui jumlah kasus COVID-19.
Menurut Tedros, itu adalah berita yang baik dan sebuah pencapaian yang mengesankan karena terjadi dalam waktu yang sedemikian singkatnya. Tetapi, dia mengingatkan bahwa masih ada hampir 130 negara dengan penduduk berjumlah 2,5 miliar orang yang belum menerima satupun dosis vaksin.
Tedros mengatakan, beberapa negara kaya sudah memvaksinasi sebagian besar penduduknya.
Kepala WHO itu mengatakan, dia menyadari bahwa semua pemerintahan punya kewajiban untuk melindungi rakyat masing-masing. Tetapi kalau negara-negara kaya itu sudah memvaksinasi penduduk mereka yang diprioritaskan – seperti petugas kesehatan yang bekerja di garis depan dan warga lanjut usia – cara terbaik bagi negara-negara tersebut untuk melindungi penduduk mereka lainnya adalah dengan berbagi surplus vaksin, sehingga negara-negara lain bisa melakukan hal yang sama.
Selanjutnya, Tedros menambahkan bahwa salah satu cara untuk membuat negara miskin tidak terlalu bergantung pada negara kaya adalah menaikkan produksi vaksin di seluruh dunia. Dia mencatat bahwa perusahaan farmasi multi-nasional "Sanofi" telah mengumumkan akan menyediakan sarana produksinya guna mendukung produksi vaksin Pfizer/BioNTech secara massal.
Tedros menyerukan agar perusahaan farmasi lainnya mengikuti jejak Sanofi dan melakukan hal yang sama. [jm/pp]