Badan Pariwisata Singapura membuat video untuk membalas artikel majalah gaya hidup Time Out yang memposisikan negara kota itu di antara kota paling tidak menarik di dunia. Video itu dibuka dengan judul “Tidak Ada Hal-hal Seru di Sini,” untuk menyindir artikel Time Out.
Dalam Indeks City Life 2018 yang dirilis majalah Time Out pekan lalu, Singapura berada di posisi 31 dari 32 kota, satu ranking di atas Istanbul, berdasarkan survei atas 15.000 responden.
Chicago berada di posisi punyak, diikuti dengan kota Porto di Portugal dan New York. Kota-kota ini menuai penilaian tinggi untuk beberapa faktor, antara lain makanan, minuman, kebudayaan, keramahan, biaya hidup, kebahagiaan dan kenyamanan.
Singapura dipuji karena keamanan dan transportasi publik, tapi mendapat penilaian paling rendah untuk kegiatan seni dan budaya. Hanya 17 persen responden mengatakan “Selalu ada hal baru untuk dilihat dan dilakukan.”
Sebagai balasan, Badan Pariwisata Singapura mengunggah video berdurasi 56 detik di Facebook, yang dibuka dengan pernyataan humoris, “Singapura memang membosankan..tidak ada hal-hal seru untuk dilakukan di sini.”
Pesan ditampilkan dengan cuplikan gambar-gambar Universal Studios, balapan Formula Satu dan Museum Artscience, dan juga AJ Hacket, wahana bungy jumping yang baru di Pulau Sentosa.
Video dengan pesan, “Yeah, Time Out London, kami memang ‘tidak seru,” lalu berlanjut menyoroti berbagai jajanan khas Singapura, termasuk masakan nasi ayam seharga 2 dolar Singapura yang mendapatkan bintang Michelin, di kawasan pecinan Chinatown. Bagian tersebut diberi judul “Semuanya mahal.”
Terrence Voon, direktur digital dan konten Badan Pariwisata Singapura, mengatakan, “Kami menciptakan tanggapan ringan ini agar para pemirsa bisa melihat sekilas apa yang ditawarkan Singapura.”
Ini bukan pertama kalinya badan itu menolak pandangan salah terhadap pulau tersebut. [fw/au]