Tanpa andalan nama bintang-bintang Hollywood, District 9, film tentang makhluk luar angkasa ini meraih tempat sebagai film nomor satu di box office Amerika akhir pekan lalu. District 9 adalah sebuah kamp pengungsi yang menampung makhluk-makhluk luar angkasa yang tersesat ke bumi, untuk memisahkan mereka dari populasi bumi.
Digarap sebagai film doku-drama, District 9 dimulai dengan adegan saat pesawat makhluk luar angkasa ini mendarat di bumi, bukan di New York atau Washington di Amerika Serikat, namun di Johannesburg, Afrika Selatan.
Pesawat luar angkasa tersebut ternyata mengangkut ribuan makhluk luar angkasa yang menyerupai serangga, dalam kondisi mengenaskan, setengah mati kelaparan. Secara paksa, mereka ditahan dan dipisahkan dari populasi manusia. Situasi tersebut mengingatkan kita kepada saat orang berkulit hitam menghadapi diskriminasi rasial di Afrika Selatan, saat pemerintah Afrika Selatan memberlakukan politik apartheid.
Sharito Copley memerankan tokoh Wikus, birokrat yang berurusan langsung dengan pengendalian para makhluk luar angkasa. Tokoh Wikus digambarkan sebagai orang yang paling mengerti keinginan para alien, meskipun sepertinya ia melakukan tindakan yang menekan mereka. Sharito menjelaskan bahwa dalam memerankan sebuah tokoh, seorang actor tidak bisa mengkategorikannya secara hitam dan putih, tidak ada tokoh yang seluruhnya jahat atau pun baik.
Film District 9 diproduseri Peter Jackson, yang tentu diingat untuk karya-karyanya, ketiga film seri The Lord of the Rings. Menurut produser dan sutradara handal tersebut, film yang hanya membutuhkan biaya produksi sebesar 30 juta dolar AS ini menjadi tantangan yang berbeda dari film-film sebelumnya.
Syuting District 9 dilakukan di lokasi di Johannesburg didukung beberapa aktor Afrika Selatan. Film tersebut juga menyertakan video dokumentasi berita dari 20 tahun yang lalu, sehingga memberikan kesan otentik pada gaya doku-drama ini.
Film District 9 meraih empat nominasi Academy Awards tahun ini, termasuk untuk film terbaik dan penulisan naskah adaptasi terbaik bagi Neil Blomkamp dan rekannya, Terri Tatchell.
