Tautan-tautan Akses

Ditentang Hizbullah, Nawaf Salam Menangkan Cukup Dukungan Jadi PM Lebanon


Nawaf Salam, Kepala Mahkamah Internasional, memenangkan cukup dukungan di parlemen untuk menjadi PM Lebanon (foto: dok).
Nawaf Salam, Kepala Mahkamah Internasional, memenangkan cukup dukungan di parlemen untuk menjadi PM Lebanon (foto: dok).

Nawaf Salam, kepala Mahkamah Internasional, memenangkan cukup dukungan untuk menjadi perdana menteri Lebanon berikutnya setelah mayoritas anggota parlemen mendukungnya untuk jabatan tersebut pada hari Senin (13/1), sebuah pukulan besar bagi Hizbullah yang menuduh para penentangnya bekerja untuk menyingkirkannya.

Dukungan untuk Salam menekankan pergeseran besar dalam keseimbangan kekuatan di antara faksi-faksi sektarian Lebanon sejak kelompok Syiah Hizbullah dihancurkan dalam perang dengan Israel tahun lalu, dan sekutunya dari Suriah, Bashar al-Assad, digulingkan.

Anggota parlemen senior Hizbullah Mohammed Raad, bersama kelompoknya yang didukung Iran menginginkan petahana Najib Mikati tetap menjabat, dengan mengatakan bahwa lawan-lawan Hizbullah bekerja sama untuk memecah-belah dan mengucilkan. Ia mengatakan bahwa kelompok tersebut telah “mengulurkan tangan” dengan memilih Joseph Aoun sebagai presiden minggu lalu namun "uluran tangan itu ditolak".

Pemilihan panglima angkatan darat Jenderal Aoun pekan lalu, yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Arab Saudi, merupakan tanda lain dari pergeseran lanskap politik, di mana Hizbullah sebelumnya memiliki pengaruh yang menentukan.

Aoun, seorang penganut Kristen Maronit, mengadakan konsultasi mengenai pilihan perdana menteri dengan 128 anggota parlemen pada hari Senin. Ia berkewajiban untuk memilih kandidat yang memperoleh jumlah suara terbanyak.

Salam telah mendapatkan dukungan dari 85 anggota parlemen pada Senin sore, dan konsultasi belum selesai.

Perdana Menteri haruslah seorang Muslim Sunni menurut sistem pembagian kekuasaan sektarian Lebanon yang membagi-bagikan posisi negara berdasarkan afiliasi agama.

Jabatan Kepresidenan jatuh ke tangan seorang Kristen Maronit dan ketua parlemen haruslah seorang Muslim Syiah.

Para anggota parlemen Hizbullah menghadiri pertemuan mereka dengan Aoun lebih lambat dari yang dijadwalkan, menunda kedatangan karena mereka menyadari bahwa dukungan untuk Salam semakin besar, kata seorang sumber Hizbullah.

Hizbullah yakin bahwa sebuah persetujuan politik telah dicapai dalam pemilihan Mikati sebelum kelompok tersebut setuju untuk memilih Aoun minggu lalu, kata sumber tersebut.

Sekutu-sekutu Hizbullah yang beragama Sunni dan Kristen termasuk di antara mereka yang mendukung Salam. Faisal Karami, anggota parlemen Sunni yang bersekutu dengan kelompok tersebut, mengatakan bahwa ia telah menominasikan Salam, dengan alasan tuntutan untuk “perubahan dan pembaharuan” dan dukungan Arab dan internasional untuk Lebanon.

Terpilihnya Aoun dan penunjukan perdana menteri baru merupakan langkah untuk menghidupkan kembali institusi-institusi pemerintahan Lebanon yang telah lumpuh selama lebih dari dua tahun. Negara ini tidak memiliki kepala negara maupun kabinet yang berfungsi sepenuhnya.

Pemerintahan baru ini menghadapi tugas-tugas besar termasuk membangun kembali daerah-daerah yang diratakan oleh serangan udara Israel selama perang dengan Hizbullah, dan meluncurkan reformasi yang telah lama mandek untuk menghidupkan kembali ekonomi dan mengatasi akar penyebab runtuhnya sistem keuangan Lebanon pada tahun 2019.

Dalam perannya sebelumnya sebagai komandan tentara yang didukung AS, Aoun berperan penting dalam pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang ditengahi AS.

Kesepakatan itu mengharuskan tentara Lebanon untuk mengerahkan pasukannya ke Lebanon selatan sementara pasukan Israel dan Hizbullah menarik pasukannya.

Raad mengatakan bahwa Hizbullah akan mengikuti langkah-langkah selanjutnya, dan “melanjutkan dengan tenang dan bijaksana, demi kepentingan nasional, dan kita akan saksikan tindakan Hizbullah ... untuk mengusir penjajah dari tanah Lebanon.” [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG