Presiden Joko Widodo resmi melantik menteri termuda dalam pemerintahannya. Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau Dito Ariotedjo dilantik sebagai Menpora pada usia 32 tahun, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/4).
Usai dilantik, Dito mengatakan Jokowi memberikan tiga arahan penting. Pertama, katanya, Jokowi ingin Indonesia bisa memprioritaskan cabang olahraga yang berpotensi memenangkan banyak medali dalam ajang Sea Games dan Asian Games mendatang. Langkah tersebut, ujar Dito, dipandang sebagai cara yang cukup efektif untuk bisa mendapatkan banyak medali.
Kedua, lanjutnya, Presiden ingin agar Kemenpora mengadakan liga pertandingan olahraga secara masif di tingkat sekolah, dan di tingkat publik, seperti pertandingan antar kampung.
“Ketiga, Pak Presiden sangat peduli dan ingin ekosistem sport industry Indonesia semakin maju dan established, dan untuk pemuda Pak Presiden ingin pemuda lebih kepada arah kewirausahaan dan juga profesionalitas dan dengan capaian indeks pembangunan pemuda naik,” ungkap Dito.
Sebagai Menpora baru, Dito mengatakan, ia juga akan berusaha agar permasalahan serupa yang terjadi dalam Piala Dunia U-20 tidak akan terjadi lagi. Pasalnya, ajang olahraga internasional ANOC World Beach Games pada Agustus nanti yang berlangsung di Bali juga akan diikuti tim nasional dari Israel.
“Dengan melihat pengalaman kemarin U-20 Israel, pasti per hari ini saya akan coba bicara ke seluruh stakeholder yang ada. Ya semoga kita bisa memastikan kelancaran jalannya dan juga menimbulkan titik temu. Mungkin karena kita anak muda semua kita temuin,” tuturnya.
Ketika ditanya, terkait usianya yang terlalu muda untuk menjadi seorang menteri, Dito menjawab secara diplomatis. “Semua akan bisa dijawab dengan kinerja, dan juga apa yang akan saya buat di Kemenpora. Jadi saya tidak akan menjawab dengan kata-kata tapi dengan aksi dan impact yang akan terjadi. Yang pasti dengan saya yang masih muda ini, gunakanlah saya sebagai media untuk menyampaikan aspirasi dan juga keinginan rakyat muda,” katanya.
Menjabat menteri di usia muda, bukan hal baru di Indonesia. Pada masa pemerintahan Soekarno, jabatan menteri penerangan dipegang oleh Setiadi Reksoprodjo yang saat itu masih berusia 25 tahun tujuh bulan.
Pengamat Sepak Bola M Kusnaeni yang akrab dipanggil Bung Kus mengatakan, pilihan Jokowi untuk menpora baru terbilang pantas.
“Jadi, kalau dari visi itu barangkali Pak Menteri yang baru ini memiliki dua-duanya, dekat dengan dunia olahraga dan dekat dengan dunia kepemudaan, karena yang saya tahu Pak Menteri ini salah satu pendiri klub bola basket juga bersama dengan Raffi Ahmad,” ungkap Bung Kus.
Lantas kemudian, apa yang harus dilakukan oleh menpora baru ini terhadap dunia olahraga tanah air? Bung Kus menjawab, menteri itu a harus bisa mendorong pengembangan olahraga menjadi sebuah industri yang menjanjikan, karena sebagaimana yang terjadi di Barat, peran negara dalam dunia olahraga secara perlahan namun pasti akan berkurang.
“Itu artinya, negara mendorong olahraga itu berkembang sebagai industri, mendorong olahraga dijalankan sebagai olahraga professional, bukan lagi olahraga amatir. Itu butuh figure yang paham, tentang bagaimana industri olahraga, bagaimana olahraga professional. Itu yang yang saya pikir ke depan menjadi tantangan besar dan itu tidak hanya berlaku untuk cabang olahraga yang popular, seperti sepak bola, atau basket, hampir sebagian besar olahraga itu pada akhirnya nanti harus bisa mengembangkan dirinya sebagai industri, meskipun mungkin waktu pencapaiannya akan berbeda-beda,” jelasnya.
Ia yakin dunia olahraga, khususnya sepak bola, di tangan menpora yang baru dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan dapat berkembang dengan cukup baik.
“Kalau dari perspektif bahwa olahraga butuh orang-orang yang bisa mengembangkan olahraga ini, sebagai industri. Ini dua-duanya orang yang punya latar belakang itu. Pak Erick pernah menjadi Presiden Inter Milan, Pak Menpora yang baru adalah pendiri klub basket profesional. Artinya mereka orang yang punya mindset industri dalam pengelolaan atau pembinaan olahraga, itu bagus. Cuma memang persoalan olahraga Indonesia ini terutama sepak bola memang masih sangat kompleks, butuh lebih dari orang yang sekedar punya kemampuan membawa olahraga ini jadi industri, tetapi juga orang yang mau kerja keras,” pungkasnya. [gi/ab]
Forum