Dua orang wartawan Kamboja yang pernah bekerja untuk Radio Free Asia yang dibiayai pemerintah Amerika, kembali menjalani persidangan di pengadilan, Jumat (9/8), atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata.
Kelompok HAM menyebut pengadilan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan” atas kebebasan pers.
Salah satu dari kedua wartawan itu, Oun Chhin, mengatakan, Kamis (8/8), ia masih berharap pengadilan akan membatalkan tuduhan atasnya.
“Saya sudah ditahan hampir dua tahun dan saya kira tuduhan yang tidak berdasar ini akan dicabut, dan saya berharap pengadilan akan mencabut semua tuduhan supaya kami bisa menjalankan hak-hak kami seperti warga Kamboja lainnya,” kata Oun Chhin.
Oun Chhin dan Yeang Sothearin dituduh “merongrong keamanan nasional” dengan memberikan informasi kepada negara asing, suatu kejahatan yang bisa dihukum penjara sampai 15 tahun.
Kedua wartawan itu ditangkap pada November 2017-dalam aksi penumpasan terhadap media dan lawan-lawan politik pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen.
Kedua wartawan itu memberikan kesaksian di hadapan pengadilan dua minggu lalu bahwa mereka meliput berita untuk Radio Free Asia, meski telah berhenti secara resmi untuk radio itu. Kantor Radio Free Asia di Phnom Penh ditutup September 2017 karena banyaknya intimidasi yang ditujukan pada media. [ii/ft]