Petenis nomor wahid dunia Novak Djokovic mengatakan dalam gugatan hukum pada Sabtu (8/1) bahwa ia mendapatkan dispensasi terkait vaksin COVID-19 secara medis karena ia telah mengidap virus tersebut pada bulan lalu. Hal itu diutarakan menyusul ditolaknya Djokovic untuk masuk ke Australia.
Dalam pengajuan pengadilan menjelang sidang pada Senin (10/1) atas pembatalan visanya Djokovic mengatakan dia telah menerima pengecualian dari penyelenggara turnamen Tennis Australia. Ia juga telah mengantongi surat tindak lanjut dari Departemen Dalam Negeri yang mengatakan dia diizinkan masuk ke negara itu.
Pemain Serbia, berharap untuk memenangkan Grand Slam ke-21 di Australia Terbuka akhir bulan ini. Ia telah tiga hari ditahan pihak imigrasi Melbourne, sebuah kasus yang telah menyebabkan kehebohan di bidang olahraga, politik dan diplomatik.
Drama tersebut telah menyebabkan ketegangan antara Serbia dan Australia dan juga menjadi obor bagi penentang mandat vaksin di seluruh dunia.
“Saya menjelaskan bahwa saya baru saja terinfeksi COVID pada Desember 2021 dan atas dasar ini saya berhak mendapatkan pengecualian medis sesuai dengan aturan dan pedoman Pemerintah Australia,” kata Djokovic dalam pengajuan tentang pengalamannya ditahan di Bandara Melbourne.
Djokovic mengatakan dia mengatakan kepada petugas Pasukan Perbatasan Australia bahwa "Saya telah membuat Deklarasi Perjalanan Australia dengan benar dan jika tidak memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk memasuki Australia secara sah dengan visa saya."
Djokovic menjalani tes COVID-19 positif pertamanya pada 16 Desember tetapi pada 30 Desember "tidak mengalami demam atau gejala pernapasan COVID-19 dalam 72 jam terakhir," kata pengajuan itu.
Pada 1 Januari, katanya, dia menerima dokumen dari Kementerian Dalam Negeri yang mengatakan kepadanya bahwa tanggapannya menunjukkan bahwa dia memenuhi "persyaratan untuk kedatangan bebas karantina ke Australia."
Pengadilan federal telah memerintahkan Urusan Dalam Negeri untuk mengajukan tanggapannya pada Minggu (9/1). [ah]