Dewan Keamanan PBB hari Senin mengadakan sidang darurat membicarakan tanggapan berikutnya masyarakat internasional terhadap kegiatan nuklir Korea Utara yang semakin meningkat.
Duta Besar Amerika Nikki Haley mengeluarkan peringatan keras terhadap Pyongyang dan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Caranya yang semberono menggunakan misil dan ancaman nuklirnya menunjukkan ia meminta perang. Perang bukan suatu yang dikehendaki Amerika; kami tidak menghendakinya sekarang, namun kesabaran kami bukan tanpa batas; kami akan mempertahankan sekutu dan wilayah kami," tegas Haley.
Washington hari Minggu mengingatkan tentang ‘jawaban militer besar-besaran’ jika Korea Utara mengancam Amerika, Guam wilayah Amerika di Pasifik ataupun sekutu Amerika. Amerika juga mempersiapkan tambahan sanksi sepihak terhadap Korea Utara.
Duta Besar Haley memberitahu Dewan Keamanan PBB bahwa upaya diplomatik dan sanksi internasional yang sudah lebih dari 20 tahun dikenakan terhadap Korea Utara tidak berhasil mengubah perhitungan rezim itu.
"Kepada anggota Dewan Keamanan, saya terpaksa mengatakan ‘sudah cukup’. Kami sudah mengambil pendekatan yang bertahap, dan meskipun dengan tujuan yang terbaik, namun tidak berhasil," lanjut Dubes Haley.
Seterusnya ia mengatakan, Amerika akan mengedarkan rancangan sanksi baru kepada Dewan dan berharap secepatnya dapat diajukan untuk pemungutan suara hari Senin (11/9) depan. DK PBB baru saja sebulan lalu mengenakan tindakan keras terhadap rezim Korea Utara.
Korea Selatan dan Jepang maupun beberapa anggota DK lainnya mendukung sikap Amerika mengenakan sanksi internasional yang semakin keras terhadap Korea Utara.
Sementara Duta Besar China, Liu Jieyi juga mengutuk percobaan nuklir Korea Utara, namun berkeras bahwa krisis itu harus diatasi lewat dialog.
Lewat seorang juru bahasa Jieyi mengatakan, "Selagi kita berbicara situasi di semenanjung Korea bertambah buruk, memasuki siklus seram. Isu di semenanjung itu harus diselesaikan secara damai. China tidak akan membiarkan terjadi bencana dan perang di semenanjung itu."
Senada dengan China, Duta Besar Rusia mendesak semua pihak ‘agar tetap berkepala dingin’ dan mengekang diri dari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan. [al]