Dewan Keamanan PBB akan melakukan sidang tertutup hari Jumat (3/1) untuk membahas kekerasan yang meningkat di Idlib, kubu pertahanan oposisi Suriah yang terpojok, kata para diplomat kepada AFP.
Pertemuan yang akan dimulai pukul 10 pagi itu berlangsung atas permintaan Inggris dan Perancis, dengan dukungan AS, kata para diplomat yang berbicara dengan syarat anonim, hari Kamis (2/1).
Sejumlah diplomat berharap sidang ini akan memberi kesempatan utnuk membahas otorisasi ulang pengiriman bantuan kemanusiaan PBB melintas batas bagi jutaan warga Suriah.
Bantuan kemanusiaan sekarang ini mengalir masuk Suriah melalui pos-pos yang telah ditetapkan PBB di Turki dan Iran tanpa izin resmi dari rezim di Damaskus, tetapi pengaturan ini akan berakhir pada 10 Januari mendatang.
Bulan lalu, Rusia dan China memveto resolusi yang akan memperpanjang pengiriman bantuan itu menjadi satu tahun. Moskow menyatakan hanya akan menyetujui perpanjangan enam bulan dengan menggunakan dua pos pemeriksaan.
Tiga juta orang di kawasan Idlib mendapat manfaat dari bantuan itu, sebut PBB.
Dalam percakapan telepon hari Kamis (2/1), Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sependapat mengenai “perlunya deeskalasi di Idlib, Suriah, untuk melindungi warga sipil,” sebut Gedung Putih.
Hari Kamis (2/1), Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) Henrietta Fore menyerukan “segera dihentikannya permusuhan di bagian barat laut Suriah.”
Menurut UNICEF, sedikitnya 140 ribu anak-anak mengungsi dalam tiga pekan ini karena pertempuran di Idlib dan sekitarnya.
Sekutu Suriah, Rusia, mengumumkan gencatan senjata di Idlib pada akhir Agustus lalu setelah bombardemen maut Rusia dan rezim Suriah yang menewaskan sekitar seribu warga sipil.
Tetapi bentrokan sporadis dan bombardemen masih terjadi sepanjang musim gugur sebelum kekerasan meningkat sepanjang bulan lalu, sebut Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris. [uh/ab]