Seorang dokter Iran yang berbasis di Florida kembali ke tanah airnya, Senin (8/6), setelah seorang mantan anggota Angkatan Laut AS yang ditahan di Iran kembali ke Amerika pekan lalu. Keduanya merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara AS dan Iran.
Kantor berita Fars menampilkan foto Matteo Taerri yang sedang disambut di Bandara Internasional Imam Khomeini, di Teheran, oleh keluarganya dan sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri Iran.
Taerri, seorang dokter kulit, didakwa berusaha mengirimkan sebuah filter ke Iran yang menurutnya untuk kepentingan riset vaksin namun pihak berwenang AS mengatakan, pengiriman benda itu membutuhkan izin karena dapat digunakan untuk pengembangan senjata biologis dan kimia. Ia juga dituduh membuat serangkaian transaksi perbankan di bawah 10.000 dolar yang ditujukan untuk menghindari kewajiban melapor sebagaimana dituntut UU federal.
Ia mengaku bersalah tahun lalu dan telah menjalani hukuman penjara selama beberapa bulan. Namun, April lalu, ia dibebaskan dengan jaminan setelah Departemen Kehakiman membatalkan perintah penahanannya, dengan alasan demi kepentingan kebijakan luar negeri yang signifikan.
Fars mengutip pernyataan Taerri yang menyebut dakwaan terhadap dirinya tidak beralasan dan tidak adil. Taerri sebelumnya dilaporkan berusaha mengirim filter itu untuk membantu para ilmuwan di Universitas Teheran mengembangkan vaksin kanker.
Iran mengizinkan Michael White dari Imperial Beach, California, meninggalkan negara itu, Kamis, pekan lalu. Ia ditahan pada Juli 2018 sewaktu mengunjungi kekasihnya di Iran. Ia dinyatakan bersalah telah menghina pemimpin agung Iran dan memposkan informasi rahasia di internet.
White dibebaskan dari penjara Maret lalu karena alasan medis yang mengharuskannya tetap di negara itu dengan pengawasan Kedubes Swiss di Teheran, yang mewakili kepentingan Amerika di Iran.
Sebelumnya pekan lalu, seorang ilmuwan Iran bernama Sirous Asgari kembali ke Teheran setelah dibebaskan dari kasus rahasia dagang federal dan dideportasi. Kepulangan Asgari tertunda karena wabah virus corona, dan para pendukungnya mengatakan, ilmuwan itu tertular virus tersebut saat berada di penjara AS. [ab/uh]