Semua unit gawat darurat, kecuali di salah satu rumah sakit terbesar di Korea Selatan, berada dalam status siaga, Kamis (22/2) karena para dokter yang masih dalam masa pelatihan (magang) berkomitmen untuk tidak bekerja, sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa kedokteran guna memperbaiki sektor kesehatan.
Protes yang dilakukan oleh hampir dua pertiga dokter muda di Korea Selatan, yang dimulai minggu ini, telah memaksa rumah sakit menolak pasien dan membatalkan berbagai prosedur medis. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan timbulnya gangguan lebih lanjut pada sistem medis jika perselisihan terus berlanjut.
Sejauh ini, lebih dari 8.400 dokter telah bergabung dalam aksi mogok, kata Kementerian Kesehatan. Jumlah itu setara dengan sekitar 64 persen dari seluruh dokter magang di Korea Selatan.
Pemerintah mengancam akan menangkap para dokter yang memimpin aksi mogok tersebut.
Dokter-dokter muda itu memprotes rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang diterima di fakultas kedokteran guna memperkuat sistem layanan kesehatan di salah satu masyarakat yang mengalami penuaan paling cepat di dunia itu. Para dokter mengatakan masalah sebenarnya adalah gaji dan kondisi kerja.
Park Dan, Ketua Asosiasi Dokter Magang Korea yang ikut serta dalam protes tersebut, mengatakan dia bersedia ditangkap, agar tuntutan para dokter didengar. “Semua orang marah dan frustrasi, jadi kami semua meninggalkan rumah sakit. Tolong dengarkan suara kami,” katanya dalam sebuah wawancara radio, seraya menambahkan bahwa mereka terbuka untuk berdialog jika pemerintah siap mendengarkan tuntutan mereka.
Sebagian dokter mengatakan peningkatan penerimaan pasien akan membahayakan kualitas pendidikan kedokteran, kekhawatiran yang diungkapkan oleh 200 dokter dan mahasiswa kedokteran dalam demonstrasi di provinsi Jeolla Utara, Korea barat daya.
Sekitar 300 dokter di Seoul mengadakan unjuk rasa di dekat kantor kepresidenan dan meminta pemerintah membatalkan rencana tersebut. Para pejabat pemerintah menyerukan agar para dokter menghentikan protes mereka dan memprioritaskan pasien.
Para pengunjuk rasa mengatakan Korea Selatan memiliki cukup dokter, dan pemerintah perlu meningkatkan gaji dan mengurangi beban kerja, khususnya di bidang-bidang utama seperti perawatan anak dan pengobatan darurat, sebelum merekrut lebih banyak mahasiswa. [lt/em]
Forum