"We Need to Talk About Cosby", film dokumenter empat bagian yang digarap Kamau Bell, membahas kebangkitan dan kejatuhan komedian kulit hitam Amerika Bill Cosby. Cosby yang semula dipuja sebagai ‘America’s Dad’ kemudian dituduh sebagai predator seksual. Bell yang juga seorang komedian dan seorang pembawa acara, mengatakan kepada Penelope Poulou dari VOA bahwa banyak orang, khususnya warga kulit hitam, yang terkejut sewaktu puluhan perempuan menuduh Cosby, yang mempromosikan nilai-nilai keluarga dan pendidikan, melakukan serangan seksual terhadap mereka.
Pada tahun 2018, aktor dan komedian Bill Cosby divonis bersalah atas tiga butir dakwaan melakukan serangan tidak senonoh dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Ia dibebaskan musim panas lalu setelah mahkamah agung Pennsylvania membatalkan vonis itu karena masalah prosedural. Cosby telah membantah tuduhan puluhan perempuan yang menyatakan ia membius dan memerkosa mereka.
Komedian Kamau Bell menyatakan ia mengambil keputusan sulit untuk membuat dokuseri "We Need to Talk About Cosby". “Seperti banyak orang, seperti yang saya katakan dalam serial ini, saya kesulitan mencerna semua ini,” jelasnya.
Bell menyebut dirinya sebagai seorang “anak Cosby,” satu dari banyak orang yang tumbuh besar menonton acara hiburan itu. Sebagai komedian, ujarnya, ia terinspirasi oleh Cosby. Tetapi setelah pengungkapan kasus Cosby, ia mengaku mengalami kesulitan untuk menerimanya.
Serial dokumenter Bell mengikuti karier Cosby yang meroket, dari seorang stand-up komedian pada tahun 1960-an di San Francisco menjadi sosok ayah kesayangan di acara The Cosby Show yang terkenal di dunia internasional.
“Ini acara nomor satu di Afrika Selatan, atau show laris di Afrika Selatan, karena pemerintah Afrika Selatan menganggapnya aman, karena ini semacam sitkom keluarga terselubung kulit putih, pemerintah Afrika Selatan yang mayoritasnya kulit putih. Tetapi warga kulit hitam Afrika Selatan menganggapnya revolusioner karena Cosby memasang foto Nelson Mandela,” imbuh Kamau Bell.
Sementara itu, para penuduh Cosby, yang setuju diwawancarai untuk serial ini menggambarkan bagaimana ia membius dan kemudian memerkosa mereka.
Aktris Eden Tirl termasuk satu di antara mereka. “Banyak orang tahu, karena kamu tidak dapat melakukan apa yang ia lakukan, tanpa orang lain mendukung apa yang kamu lakukan,” lanjutnya.
Sementara itu Bell menambahkan orang-orang yang berposisi lebih tinggi memprioritaskan acara yang laris daripada lingkungan kerja yang aman, mendukung dan efektif.
Menurut RollingStone.com, setelah serial dokumenter Bell dirilis, juru bicara Cosby, Andrew Wyatt, menyebut Bell sebagai “pemutar balik kehumasan” dan mengatakan Cosby telah menjadi “target banyak media yang telah begitu lama mendistorsi dan mengabaikan kebenaran … secara sengaja.”
Bell mengatakan ia mendukung perempuan yang muncul mengungkapkan kisah mereka. Tak seorang pun bisa memahami perbedaan antara Bill Cosby yang mereka pikir dan apa yang terungkap kemudian, kata Bell lagi.
Bell mengatakan dokudrama itu tidak memberikan jawaban yang mudah, tetapi memberi cukup banyak bahan untuk membuat pemirsa mengambil sikap yang tepat terkait orang yang sangat berarti bagi mereka. [uh/ab]