DPR dengan selisih suara tipis menolak amandemen hari Rabu (24/7) yang semula bertujuan hendak mengakhiri program pengumpulan data komunikasi telepon warga Amerika. Amandemen tersebut dilampirkan pada anggaran pertahanan Amerika yang sangat besar untuk tahun 2014.
Amandemen tersebut menimbulkan perdebatan dalam DPR mengenai penyeimbangan keamanan nasional dengan keprihatinan akan privasi.
Pemerintahan Obama, para pakar keamanan nasional di Kongres dan banyak dari fraksi Republik dalam DPR berupaya kuat melobi agar program tersebut tidak dihentikan. Kaum konservatif yang condong pada "Liberterian" dan sebagian kaum Demokrat Liberal mendukung amandemen itu.
Apabila amandemen tersebut lolos di DPR, diperkirakan amandemen itu tidak akan lolos dalam Senat. Dan sekiranya lolos dalam Senat sekalipun, Presiden Obama akan mem-veto amandemen tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden Obama masih terbuka bagi saran untuk mengatasi keprihatinan privasi yang ditimbulkan mantan karyawan badan intelijen NSA Edward Snowden bulan lalu.
Amandemen tersebut menimbulkan perdebatan dalam DPR mengenai penyeimbangan keamanan nasional dengan keprihatinan akan privasi.
Pemerintahan Obama, para pakar keamanan nasional di Kongres dan banyak dari fraksi Republik dalam DPR berupaya kuat melobi agar program tersebut tidak dihentikan. Kaum konservatif yang condong pada "Liberterian" dan sebagian kaum Demokrat Liberal mendukung amandemen itu.
Apabila amandemen tersebut lolos di DPR, diperkirakan amandemen itu tidak akan lolos dalam Senat. Dan sekiranya lolos dalam Senat sekalipun, Presiden Obama akan mem-veto amandemen tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden Obama masih terbuka bagi saran untuk mengatasi keprihatinan privasi yang ditimbulkan mantan karyawan badan intelijen NSA Edward Snowden bulan lalu.