Tautan-tautan Akses

DPR AS Sepakati Perpanjangan Masa Otoritas Pinjaman Pemerintah


Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersiap untuk berbicara dalam pertemuan antara menteri keuangan kelompok Eurogroup di Brussels pada 12 Juli 2021. Ia telah memperingati kongres AS bahwa pemerintah akan mengalami gagal bayar jika pagu utang tidak dinaikan. (Foto: AP/Virginia Mayo)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersiap untuk berbicara dalam pertemuan antara menteri keuangan kelompok Eurogroup di Brussels pada 12 Juli 2021. Ia telah memperingati kongres AS bahwa pemerintah akan mengalami gagal bayar jika pagu utang tidak dinaikan. (Foto: AP/Virginia Mayo)

Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/10) siap memperpanjang masa otoritas pinjaman hutang pemerintah hingga awal Desember untuk mencegah pemerintah AS mengalami kondisi gagal bayar yang pertama kalinya pada minggu depan saat negara tersebut kehabisan uang untuk membayar tagihan-tagihannya.

Pemungutan suara di DPR AS setuju untuk menaikkan batasan jumlah utang sebesar $480 miliar hingga 3 Desember mendatang. Jumlah batas utang AS sebelumnya berkisar $28,4 triliun. Keputusan tersebut mengikuti langkah persetujuan yang diambil oleh Senat AS pada minggu lalu. Selanjutnya, DPR akan mengirim rancangan undang-undang tersebut kepada Presiden Joe Biden untuk ditandatangani.

Sementara pemungutan suara di Kongres dan persetujuan Biden akan menyelesaikan krisis keuangan jangka pendek bagi pemerintah, Kongres, yang dikuasai oleh Partai Demokrat, dan Gedung Putih belum sepakat tentang bagaimana menyetujui perpanjangan otoritas pinjaman jangka panjang, yang diperkirakan terjadi sepanjang tahun anggaran 2022.

Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell mendapat cukup suara dari sesama senator Partai Republik pada pekan lalu untuk membantu Partai Demokrat meloloskan perpanjangan masa otoritas pinjaman jangka pendek, tetapi dia mengatakan tidak akan melakukannya lagi sementara tenggat Desember telah mendekat.

McConnell meminta Partai Demokrat menyetujui sendiri batas kenaikan pagu utang melalui proses legislatif yang dikenal sebagai rekonsiliasi, di mana mereka tidak memerlukan dukungan Partai Republik.

Namun, pihak Partai Demokrat mengatakan proses tersebut akan berjalan rumit dan memakan waktu, sehingga tidak ada kepastian apakah mereka akan bisa menaikkan otoritas pinjaman pada Desember mendatang.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, yang berasal dari Partai Demokrat, dalam sebuah kesempatan pada 11 Agustus 2021. (Foto: AFP)
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, yang berasal dari Partai Demokrat, dalam sebuah kesempatan pada 11 Agustus 2021. (Foto: AFP)

Amerika Serikat, adalah satu diantara sedikit negara di dunia yang memiliki pagu utang. Pagu tersebut telah diubah sekitar 70 kali sejak 1965, baik dengan meningkatkannya ke angka tertentu atau dengan menangguhkan masa pinjaman selama satu atau dua tahun.

AS perlu meminjam uang, sebanyak yang mungkin dilakukan oleh individu tertentu, karena kenyataanya pemerintahnya menghabiskan lebih banyak pengeluaran dibanding mendapatkan pemasukan melalui pajak perusahaan dan individu.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Minggu (10/10) memperingatkan bahwa “sangat penting” bagi Kongres untuk meningkatkan masa otoritas pinjaman negara, bahkan ketika tidak ada lagi ancaman gagal bayar.

“Ini akan menjadi malapetaka” jika Amerika Serikat tidak meningkatkan plafon utangnya, kata Yellen dalam acara televisi ABC “This Week.”

Yellen mengatakan AS akan kehabisan uang untuk membayar tagihan-tagihannya pada Senin (18/10) depan. McConnell dan 10 anggota Partai Republik lainnya memilih untuk membuka jalan bagi para senator Demokrat untuk meningkatkan masa otoritas pinjaman pemerintah dengan suara 50-48 dalam pemungutan suara antar anggota Partai Republik.

Pemimpin Mayoritas Senat, Chuck Schumer, mengatakan Partai Republik harus bergabung dengan Partai Demokrat dalam menaikkan pagu utang karena utang jangka panjang Amerika telah meningkat di bawah kendali Partai Republik maupun Partai Demokrat di Gedung Putih dan Kongres. (lt/ka)

XS
SM
MD
LG