Sejumlah tentara Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan ke sebuah pesawat tak berawak (drone) yang diduga milik Korea Utara dan sedang terbang di atas perbatasan yang memisahkan kedua negara.
Sebuah pernyataan dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Korea Selatan mengatakan pesawat itu diketahui sedang terbang di atas sebuah pos pemantau, Rabu (13/1), di bagian barat perbatasan. Pesawat itu berbalik arah dan kembali ke wilayah Korea Utara setelah ditembak.
Peristiwa ini mengindikasikan ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea beberapa hari setelah Korea Utara melangsungkan uji coba nuklir terbarunya.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, dalam pidato televisi yang disiarkan secara nasional, sebelumnya Rabu, menggambarkan uji coba itu sebagai tindakan yang tidak bisa diterima yang mengancam perdamaian dan keamanan regional.
Dalam pidatonya tersebut, Presiden Park menyerukan agar Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi sekeras mungkin terhadap Pyongyang karena uji coba itu. Namun ia mengatakan, kecuali jika China, sekutu diplomatik dan ekonomi penting Korea Utara, bergabung dalam usaha itu, rezim terisolasi itu akan melangsungkan uji coba nuklir kelima atau keenam dan menggoyahkan Semenanjung Korea.
China mengecam Korea Utara karena uji coba nuklirnya pekan lalu, namun terlihat ragu memberlakukan sanksi sangat keras terhadap Korea Utara. China khawatir tindakannya akan menjatuhkan pemerintahan Kim Jong-un dan mendorong arus pengungsi di kawasan perbatasannya dengan Korea Utara.
Menlu AS John Kerry juga mendesak China mengambil sikap lebih keras terhadap Korea Utara. [ab]
