Setelah badai Laura menghantam barat daya Louisiana dengan angin berkecepatan 240 kilometer per jam, kini badai Delta menyusul dengan angin yang kecepatannya lebih rendah tetapi hujan sangat lebat. Dua badai yang secara berturut-turut menghantam Louisiana itu telah membuat sebagian wilayah kini diselimuti puing-puing dan banjir, tetapi tidak keputusasaan.
Earnestine dan Milton Wesley misalnya tetap memutuskan untuk bertahan dari badai Delta di rumah mereka di Danau Charles, yang beberapa hari sebelumnya dihantam badai Laura. Ketika angin meniup terpal, mereka memeganginya dengan erat lewat lubang di langit-langit rumah. Air mengalir masuk, membanjiri ruang di mana mereka berlindung. “Kami berjuang sepanjang malam untuk mempertahankan ini,” ujar Milton. “Berkat perlindungan Tuhan, kami berhasil.”
Badai Delta tiba Jumat malam (9/10) di kota pesisir Creole dengan angin berkecepatan 155 kilometer per jam. Badai ini kemudian bergerak ke Danau Charles, kota di mana badai Laura pada akhir Agustus lalu telah menghancurkan hampir setiap rumah dan bangunan.
Hingga hari Minggu (11/10) belum ada laporan soal korban jiwa, tetapi badai senantiasa berbahaya. Tujuh dari 32 kematian yang terjadi sebelumnya dikaitkan dengan badai Laura itu. Lainnya disebabkan karena keracunan karbon monoksida dari generator. Lebih dari 10.000 petugas telah dikirim ke Louisiana sepanjang Sabtu (10/10) untuk memulihkan arus listrik.
Walikota Nic Hunter memperkirakan ratusan rumah rusak terendam air. Sementara orang-orang mengalami stress dan kelelahan, sebagaimana pasangan Wesley yang dua minggu terakhir ini tidur di teras belakang rumah mereka karena tidak memiliki listrik.
Gubernur Louisiana John Bel Edwards telah memobilisasi 3.000 tentara yang tergabung dalam Garda Nasional untuk membersihkan jalan dan mendistribusikan makanan dan tenda. [em/lt]