Kedua calon presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani, telah berhenti berpartisipasi dalam audit yang diawasi PBB terkait sengketa pemilihan putaran kedua bulan Juni, sehingga memperumit transisi politik yang rapuh di Afghanistan.
Ghani menarik pengamatnya dari audit itu pada hari Rabu (27/8) setelah saingannya, Abdullah, keluar dengan alasan auditor tidak bersedia membuang suara-suara yang diduga penipuan, dan menyebut proses itu sebuah "lelucon."
Para auditor berada pada tahap akhir pemeriksaan delapan juta suara yang dipungut pada tanggal 14 Juni.
Abdullah memenangkan pemilihan putaran pertama pada bulan April, tetapi penghitungan awal menunjukkan bahwa Ghani mengungguli Abdullah pada pemilu putaran kedua Juni lalu. Keduanya mengaku telah memenangkan pemilu.
Kebuntuan politik itu telah menunda penandatanganan perjanjian keamanan bilateral dengan Amerika Serikat yang akan berlaku setelah semua pasukan tempur meninggalkan Afghanistan pada akhir tahun ini. Banyak daerah sudah di bawah kendali pasukan keamanan Afghanistan.
Memanfaatkan penarikan pasukan internasional tersebut, Taliban telah melancarkan serangan besar di tenggara dan timur laut Afghanistan, menyebabkan ratusan tewas dan cedera.
