Tautan-tautan Akses

Dua Gajah Sumatra Ditemukan Mati di Langkat


Bayi gajah Sumatra akhirnya mati usai saat dalam perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Selasa 16 November 2021, sebagai ilustrasi. (Courtesy: Forum Jurnalis Lingkungan Aceh)
Bayi gajah Sumatra akhirnya mati usai saat dalam perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Selasa 16 November 2021, sebagai ilustrasi. (Courtesy: Forum Jurnalis Lingkungan Aceh)

Dua gajah Sumatra ditemukan mati di kawasan Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut). Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut menyebut satu bangkai gajah betina ditemukan pada Minggu (10/4) kemarin. Sedangkan, satu gajah lainnya ditemukan mati dalam kondisi hanya tersisa tulang.

Pelaksana tugas BBKSDA Sumut, Irzal, mengatakan bangkai gajah betina itu ditemukan di kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yang hanya berjarak sekitar 140 meter dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). BBKSDA Sumut menjelaskan pada Sabtu (9/4) masyarakat sempat mendengar suara gajah yang sangat riuh tak seperti biasanya.

"Tim melakukan nekropsi terhadap gajah. Pada saat ditemukan tubuh gajah ditemukan dalam kondisi sudah mulai membusuk. Ada ditemukan banyak luka bekas tusukan pada bagian tubuhnya. Kondisi usus terburai, di lokasi sekitar bangkai ditemukan banyak jejak gajah," kata Irzal melalui keterangan resminya, Jumat (15/4).

Seeekor gajah Sumatra terlihat di kawasan hutan di Perawang, Provinsi Riau (12/1).
Seeekor gajah Sumatra terlihat di kawasan hutan di Perawang, Provinsi Riau (12/1).

Berdasarkan hasil nekropsi ditemukan luka tusukan yang mengakibatkan pendarahan pada organ dalam tubuh gajah. BBKSDA Sumut menduga gajah itu mati karena berkelahi dengan sesama kawanannya.

“Gajah betina didatangi oleh pejantan yang menyerang dan memaksa untuk kawin. Namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian," jelas Irzal.

Sehari setelah mati, kata Irzal, ada masyarakat yang berupaya mengambil caling (taring) gajah dengan menggunakan benda tajam. Hal itu terlihat dari bekas sayatan pada otot pengikat caling gajah dan dipotong dengan terburu-buru sehingga sebagian besar masih tertinggal pada ototnya.

"Sedangkan caling sebelah kanan masih berada utuh di tubuh gajah," ungkapnya.

Sementara, gajah kedua yang ditemukan berjarak 1,4 kilometer dari penemuan bangkai pertama. Gajah yang hanya menyisakan tulang saja itu berjenis kelamin betina. Lokasi temuan gajah masih menyisakan bau busuk yang sangat menyengat dan dipenuhi oleh lalat serta belatung.

“Diperkirakan sudah mati enam bulan yang lalu,” ujar Irzal.

Berdasarkan hasil identifikasi forensik, tidak ditemukan caling (taring) gajah di lokasi kejadian. Pada tengkorak kepala juga ditemukan beberapa bekas retakan. Hipotesis tim medis, penyebab retakan pada tengkorak kepala akibat dari benturan benda tumpul yang sangat kuat diduga dari gading jantan dewasa.

Seekor gajah Sumatra yang ditemukan mati di perkebunan masyarakat di Desa Tuha Lala, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu, 9 September 2020. (Foto: Courtesy/BKSDA Aceh)
Seekor gajah Sumatra yang ditemukan mati di perkebunan masyarakat di Desa Tuha Lala, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu, 9 September 2020. (Foto: Courtesy/BKSDA Aceh)

"Terhadap sisa bangkai tidak dapat lagi dilakukan uji sampel sehingga
berdasarkan pengamatan forensik dari sisa kerangka diduga penyebab kematian adalah akibat serangan gajah dewasa," pungkas Irzal.

Sementara, juru bicara Polres Langkat, AKP Joko Sumpeno, mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan terkait kematian gajah dan hilangnya bagian caling tersebut.

"Kami belum tahu informasinya (kematian gajah)," ucapnya, Jumat (15/4). [aa/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG