Dengan kegagalan Partai Republik memenangkan beberapa kursi yang diharapkan, masih ada kemungkinan Partai Demokrat mempertahankan kekuasaan. Lalu apa yang akan terjadi ketika tidak ada pihak yang menguasai kursi mayoritas?
Presiden Amerika Joe Biden masih belum tahu apakah ia akan bekerja dengan Kongres yang dikuasi Partai Demokrat untuk sisa masa jabatan selama dua tahun ke depan atau tidak, tetapi ia sudah mengklaim kemenangan.
“Ketika pers dan para pakar memprediksi akan terjadinya ‘red waves,’ hal itu tidak terjadi,” kata Biden.
‘Red waves’ adalah julukan bagi dukungan dan kemenangan kuat Partai Republik, yang diidentikkan dengan warna merah. Biru adalah warna khas Partai Demokrat.
Secara historis, presiden Amerika akan mengalami dampak negatif bagi partai mereka dalam pemilu paruh waktu. Tetapi kali ini Partai Demokrat memenangkan kursi di wilayah-wilayah yang sulit, seperti di Virginia, sehingga membuat Partai Republik belum dapat mengamankan kursi mayoritas di DPR secara signifikan.
Namun, anggota DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy kemungkinan masih akan menjadi ketua DPR berikutnya. “Partai Republik akan bekerja dengan siapa saja yang bersedia bergabung dengan kami untuk memberikan arah baru yang diminta warga Amerika.”
Tetapi para analis mengatakan agenda McCarthy hanya untuk mengatur anggota-anggota Kongres yang didukung Trump.
Pakar politik di American University School of International Service, Garrett Martin mengatakan, “Akan sangat sulit bagi McCarthy untuk mempertahankan kohesi karena dalam kasus ini kursi mayoritas yang dikuasai Partai Republik sangat tipis, satu digit. Jadi dibutuhkan keterampilan nyata dalam kondisi apapun untuk menjaga agar kaukus itu tetap bersatu.”
Hasil Senat secara nasional juga tidak terduga, termasuk kemenangan signifikan John Fetterman di Pennsylvania, mengalahkan kandidat Partai Republik Dr. Mehmet Oz, sehingga masih ada kemungkinan Partai Demokrat tetap mengendalikan Senat.
"Melindungi hak perempuan untuk menentukan pilihan bagi tubuhnya sendiri, menaikkan upah minimum, memperjuangkan serikat pekerja, dan perawatan kesehatan adalah hak-hak asasi manusia yang mendasar,” kata Fetterman.
Para analis mengatakan prioritas Fetterman itu sulit dicapai jika Partai Demokrat hanya memiliki suara tambahan dari Wakil Presiden Kamala Harris.
Pakar politik Amy Dacey di American University School of Public Affairs mengatakan, “Yang menjadi keprihatinan adalah sebagian isu yang dipercayakan orang-orang kepada para kandidat ini dan apa yang akan mereka wujudkan, dari hari ke hari tidak akan benar-benar tercermin.”
Untuk kedua kalinya dalam dua tahun, pemilih di negara bagian Georgia berpotensi menjadi penentu siapa yang akan mengendalikan Senat. Hal
ini akan terjadi dalam pemilu paruh waktu putaran khusus antara Senator Partai Demokrat Raphael Warnock dan kandidat dari Partai Republik Herschel Walker.
Sebagian warga Georgia mengatakan merupakan hal penting untuk tidak memberikan mandat pada calon dari partai mana pun. Salah seorang diantaranya Betsy Nenec.
“Saya kira kita hanya perlu kembali ke jalan tengah. Sekarang ini kita sudah terlalu jauh melenceng ke kiri, terlalu jauh menuju kepentingan tertentu,” ujar Betsy.
Warga juga menyadari harga yang harus dibayar dari pemindahan kekuasaan dari satu pihak ke pihak lain, seperti disampaikan Heather Packer di Georgia. “Saya merasa segera setelah kita mendapatkan (calon) yang benar-benar baik, kita gagal fokus dan melakukan hal lain. Terus saja bolak-balik selamanya. Tetapi itulah demokrasi,” tukasnya.
Keseimbangan akhir di Kongres mungkin belum akan diketahui hingga 6 Desember, ketika para pemilih di negara bagian Georgia memilih antara Warnock atau Walker. [em/lt]
Forum