Pejabat kesehatan di South Carolina mengatakan telah mendeteksi dua kasus varian COVID-19 Afrika Selatan, yang menjadi kasus pertama di Amerika.
Sejauh ini, varian tersebut tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius, tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dalam sebuah pernyataan mengatakan "data awal menunjukkan varian ini bisa lebih mudah dan lebih cepat menyebar daripada varian lainnya."
"Ini menakutkan," karena itu berarti ada kemungkinan lebih banyak kasus yang tidak terdeteksi di negara bagian itu, kata Dr. Krutika Kuppalli, seorang dokter penyakit menular di Medical University of South Carolina di Charleston, dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi CBS News.
"Mungkin lebih luas" ujarnya.
Para pejabat mengatakan dua kasus di South Carolina itu tampaknya tidak terkait perjalanan.
Adalah normal bagi virus untuk bermutasi. Sejauh ini varian dari Inggris dan Brazil juga sudah ditemukan.
Dalam berita COVID-19 lainnya, penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Kamis (28/1), muncul di hadapan publik setelah menjalani karantina selama dua minggu di Wuhan, China. Mereka memulai pekerjaan mereka mencari asal-mula pandemi COVID-19.
Tim internasional naik bis setelah meninggalkan hotel mereka pada Kamis (28/1) sore.
China yang selama berbulan-bulan menolak seruan untuk penyelidikan internasional, telah menjanjikan akses yang memadai bagi para peneliti. Tim tersebut diperkirakan akan menghabiskan beberapa minggu untuk mewawancarai orang-orang dari lembaga penelitian, rumah sakit, dan pasar yang terkait dengan banyak kasus pertama COVID-19. [my/ah]