Seminggu lebih setelah serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, tempat-tempat ibadah itu dibuka kembali.
Di Masjid Al Noor, Sabtu (23/3), di mana 40 dari 50 korban tewas, hanya sedikit bukti peristiwa mengerikan itu.
Cat dan plester baru menutupi tanda-tanda tembakan dan jendela baru mengganti yang dipecahkan oleh jamaah ketika berupaya melarikan diri dari serangan seorang nasionalis kulit putih Australia berusia 28 tahun.
"Merasakan bentuk kekerasan dan kekejaman melanda Anda, tinggal di bagian dunia yang indah ini, sangat mengharukan," kata Pangeran Hassan bin Talal dari Yordania, salah seorang di antara ratusan orang yang mengunjungi Al Noor.
Di antara pengunjung masjid, pada Sabtu itu tampak para korban yang selamat dari serangan itu dan orang-orang yang mengenal para korban. [my]
