Dua orang tua kaya raya hari Jumat (8/10) divonis bersalah karena berupaya memuluskan jalan anak-anak mereka ke universitas melalui rekrutmen di bidang atletik. Ini merupakan kasus pertama yang diadili dalam skandal suap di penerimaan perguruan tinggi yang melibatkan sejumlah universitas bergengsi di seluruh Amerika.
Gamal Abdelaziz, mantan eksekutif kasino, dan John Wilson, mantan eksekutif Staples Inc., dinyatakan bersalah setelah juri melakukan musyawarah selama 10 jam, dalam kasus yang mengungkap skema untuk memasukkan calon mahasiswa yang tidak layak ke perguruan tinggi dengan secara keliru menggambarkan anak mereka sebagai bintang atlet.
Abdelaziz yang berasal dari Las Vegas, diduga membayar 300 ribu dolar untuk memasukkan putrinya ke Universitas Southern California sebagai calon mahasiswa yang direkrut untuk tim bola basket, meskipun ia bahkan gagal masuk ke tim bola basket SMA-nya.
Sementara Wilson, yang mengepalai sebuah perusahaan ekuitas swasta di Massachusetts, dituduh membayar 220 ribu dolar agar putranya direkrut sebagai anggota tim polo air Universitas Southern California. Ia kemudian juga memberi tambahan satu juta dolar untuk memuluskan jalan agar putri kembarnya dapat masuk ke Harvard dan Stanford.
Vonis terhadap keduanya akan dijatuhkan Februari nanti.
Keduanya termasuk diantara hampir 60 orang yang didakwa dalam penyelidikan yang dijuluki oleh pihak berwenang sebagai “Operation Varsity Blues,” yang juga menjerat sejumlah pelatih atletik di universitas-universitas bergengsi seperti Georgetown dan Yale.
Sebagian orang tua lain dituduh memberikan uang suap yang sangat besar agar ada orang yang dapat menggantikan posisi anak mereka ketika ujian masuk. (em/jm)