Senator asal Partai Demokrat dari negara bagian Connecticut, Richard Blumenthal, dan Senator Partai Republik dari negara bagian South Carolina, Lindsey Graham, pada Kamis (20/6) memperkenalkan rancangan undang-undang untuk menyatakan Rusia sebagai negara sponsor terorisme.
Dalam konferensi pers hari Kamis untuk memperkenalkan RUU itu, Blumenthal menunjukkan sebuah foto yang menampilkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang sedang menandatangani sebuah perjanjian pertahanan strategis baru di Pyongyang, dan menyebut foto itu sebagai "buktinya."
"Tidak ada yang perlu saya katakan lagi," tambahnya.
Blumenthal menggunakan foto itu saat menggambarkan Putin dan Kim sebagai "dua pemimpin paling otokratis, yang sama-sama melakukan kekejaman di dunia.” Blumenthal mengatakan menetapkan Rusia sebagai negara sponsor terorisme merupakan hal penting untuk meningkatkan konsekuensi terhadap negara itu.
"Pesan kepada dunia ini sama pentingnya dalam hal moral dan juga konsekuensi praktisnya, Rusia pantas berada di klub kecil para pembunuh yang selektif," kata Blumenthal.
Penegakan sanksi baru
Senat meloloskan sebuah resolusi tidak mengikat yang diperkenalkan oleh Lindsey Graham di Kongres terakhir untuk menyatakan Rusia sebagai negara sponsor terorisme. Resolusi tersebut hanya meminta Menteri Luar Negeri AS untuk membuat perbedaan.
RUU yang diluncurkan pada hari Kamis tersebut akan mewajibkan Departemen Luar Negeri untuk membuat klasifikasi, membuka kesempatan bagi penegakan sanksi baru, membatasi bantuan asing yang berbasis di AS, dan membatasi kekebalan kedaulatan Rusia di pengadilan-pengadilan AS.
Saat ini, negara-negara yang ditetapkan sebagai negara yang mensponsori terorisme berdasarkan hukum AS adalah Kuba, Iran, Korea Utara, dan Suriah.
"Siapa pun yang melakukan perjanjian pertahanan dengan Korea Utara harus ditetapkan sebagai negara yang mensponsori terorisme," merujuk pada program nuklir Korea Utara, kata Graham kepada wartawan.
"Saya tidak berpikir bahwa kami bersikap provokatif dengan memberi label Putin sebagai sponsor terorisme."
"Setelah perjanjian pertahanan antara Korea Utara dan Rusia, sekarang saatnya bagi kita untuk mendorong kembali [penetapan ini]. Sekarang adalah momen di atas semua momen lainnya. Jadi saya akan mendesak pemerintah mengingat apa yang telah dilakukan Putin kemarin, mari kita semua bersatu dan menetapkan rezim Putin sebagai negara yang mensponsori terorisme," pungkas Graham.
Lebih jauh Graham menegaskan, "inilah aturan umumnya. Siapa pun yang melakukan perjanjian pertahanan dengan Korea Utara harus ditetapkan sebagai negara yang mensponsori terorisme."
Perjanjian pertahanan baru
Putin dan Kim menandatangani sebuah perjanjian pada hari Rabu (19/6) yang menjanjikan bantuan timbal balik jika salah satu negara menghadapi "agresi," sebuah pakta strategis yang muncul ketika keduanya menghadapi peningkatan kebuntuan dalam hubungan dengan Barat.
Rincian kesepakatan tersebut belum jelas, tetapi dapat menandai hubungan paling kuat antara Moskow dan Pyongyang sejak berakhirnya Perang Dingin.
Kedua pemimpin menggambarkan kesepakatan itu sebagai peningkatan besar dalam hubungan mereka, yang mencakup hubungan keamanan, perdagangan, investasi, budaya dan kemanusiaan.
KTT itu berlangsung ketika Putin mengunjungi Korea Utara, yang pertama kalinya dalam 24 tahun terakhir. Di saat bersamaan, Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya mengungkapkan kekhawatiran atas kemungkinan pengaturan senjata di mana Korea Utara memberikan Rusia amunisi yang sangat dibutuhkan untuk perang di Ukraina, sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan transfer teknologi yang dapat meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir dan program rudal Kim. [em/aa]
Forum