Kejaksaan Skotlandia telah menamakan lagi dua warga Libya sebagai tersangka pemboman pesawat Pan Am Penerbangan 103 tahun 1988 di langit Lockerbie yang menewaskan 270 orang.
Pihak berwenang Skotlandia mengatakan hari Kamis (15/10) bahwa Jaksa Utama Frank Mulholland dan Jaksa Agung Amerika Loretta Lynch sependapat bahwa kedua orang Libya itu dapat diinterogasi berdasarkan undang-undang Skotlandia dan Amerika, sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.
Pemerintah Skotlandia tidak mengungkapkan nama tersangka, tetapi surat-surat kabar menyebut mereka mantan kepala intelijen Libya Abdullah Senussi dan pakar bom Abu Agila Mas’ud. Keduanya di penjara di Libya atas tuduhan yang tidak berhubungan dan Senussi telah dijatuhi hukuman mati.
Pihak berwenang Libya belum menjawab permohonan Skotlandia untuk menemui keduanya.
Sebuah bom yang dipasang dalam koper meledakkan pesawat Pan Am di langit kota Lockerbie, Skotlandia bulan Desember 1988, menewaskan ke-259 orang di dalamnya tewas serta 11 orang di darat. Sebagian besar korban adalah mahasiswa Amerika.
Mendiang diktator Libya Moammar Gadhafi tidak pernah mengakui kesalahan atas serangan teroris itu, tetapi sebagai bagian dari usahanya untuk diterima Barat, ia mengatakan Libya bertanggung jawab. Ia membayar kompensasi $2,7 milyar untuk para keluarga korban.
Ia juga menyerahkan tersangka utama dalam pemboman itu kepada Skotlandia, agen intelijen Libya Abdel Baset al-Megrahi.
Al-Megrahi menjadi satu-satunya orang yang dinyatakan bersalah atas pemboman itu. Ia meninggal dunia tahun 2012 tetapi tetap mengaku tidak bersalah.
Para keluarga korban yang tewas mengatakan mereka selalu yakin masih ada orang selain al-Megrahi yang terlibat. [gp]