Sejumlah tentara Israel dan sekelompok warga Palestina bersenjata terlibat baku tembak, Selasa pagi (1/3). Insiden yang berlangsung sewaktu pasukan Israel melakukan aksi penggerebekan di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat ini menyebabkan dua orang Palestina tewas.
Salah satu dari mereka yang tewas di kamp Jenin diidentifikasi sebagai anggota kelompok Jihad Islam yang berusia 22 tahun, dan ia tertembak di kepala. Yang lainnya berusia 18 tahun. Dalam penggerebekan itu, para tentara yang berasal dari unit paramiliter perbatasan mengepung rumah buronan yang pada akhirnya menyerahkan diri.
Sebuah pernyataan dari pihak militer Israel mengatakan, beberapa warga Palestina melepaskan tembakan dari berbagai arah dua kali selama serangan itu. Militer Israel menanggapinya dengan melepaskan tembakan balasan.
Pernyataan tersebut juga mengatakan, ketika militer Israel meninggalkan Jenin, puluhan orang melemparkan bom api dan granat buatan sendiri, sehingga memicu lebih banyak tembakan dari Israel.
Kamp Jenin selama ini dianggap sebagai kubu pertahanan kelompok bersenjata pro-Iran, Jihad Islam, dan kelompok militan Hamas. Beberapa pemimpin politik utama Jihad Islam berbasis di Suriah dan Lebanon, sementara beberapa anggota terkemukanya menetap di Gaza. Jihad Islam adalah kelompok militan terbesar kedua setelah Hamas.
Kamp Jenin membentang di penggalan lahan seluas sekitar 40% Tepi Barat. Kamp tersebut berada di bawah pemerintahan Palestina, tetapi pasukan Israel secara rutin memasuki daerah itu untuk melakukan penangkapan.
Anggota Jihad Islam 22 tahun yang terbunuh, Abdullah al-Hossari, pernah mendekam selama 26 bulan di penjara Israel sebelum dibebaskan Agustus lalu. Media-media setempat melaporkan bahwa pria lain yang terbunuh, Shadi Najem, 18 tahun, tidak bersenjata.
Pria yang ditangkap dalam penggerebekan itu diidentifikasi sebagai Amad Abu al-Hija, yang sebelumnya pernah dipenjarakan oleh Israel. Ayahnya merupakan pemimpin sayap militer Hamas di Jenin dan telah ditahan sejak 20 tahun lalu. [ab/uh]